Tanggal 24 November merupakan tanggal yang selalu saya ingat. Tanggal ini merupakan tanggal dimana saya menyempatkan untuk berkunjung ke rumah mbah kakung saya, sekedar untuk mengucapkan 'Sugeng Ambalwarsa Mbah Kung.' Tapi itu dulu, waktu saya masih SD dan SMP. Biasanya saya memaksa bapak saya kalau tanggal 24 November harus ke rumah mbah kung di desa, walaupun bapak saya sibuk kalau memang tidak bisa, ada udzur yang tidak bisa ditinggal, biasanya 1-2 hari setelah itu baru berangkat ke desa. Kalaupun bapak saya benar-benar tidak bisa maka biasanya saya minta diantar ke wartel untuk menghubungi mbah kung saya. (waktu saya SD di rumah saya belum terpasang telepon rumah).
Pada tanggal itu, biasanya mama saya juga membuatkan nasi kuning atau gudheg plus tempe goreng favorit mbah kung saya. Kemudian kami berangkat ke rumah mbah kung. Makan bersama di ruang makan bersama mbah kung dan mbah putri dengan masakan sederhana terasa membahagiakan. Sekali lagi itu dulu. Hehehehe
Pada tanggal itu, biasanya mama saya juga membuatkan nasi kuning atau gudheg plus tempe goreng favorit mbah kung saya. Kemudian kami berangkat ke rumah mbah kung. Makan bersama di ruang makan bersama mbah kung dan mbah putri dengan masakan sederhana terasa membahagiakan. Sekali lagi itu dulu. Hehehehe
Sekarang sudah berbeda. Mbah kung saya sudah wafat, beliau wafat ketika saya kelas X SMA. Sakit karena fanatik rokok yang menyebabkan beliau terserang gangguan pernafasan. Sudah takdir, Allah ta'ala begitu mencintainya. Ada satu pertanyaan yang terkadang saya tanyakan pada Allah, 'Kok wafatnya pas saya masih SMA yaa?' padahal kalau saja beliau hari ini masih sugeng saya akan bertukar cerita banyak dengan beliau, tentang sejarah yang saya temukan dalam buku-buku, tentang petualangan-petualangan saya, dan cerita muda saya. Mbah kung saya suka. Pasti senang itu, beliau sering bercerita ketika Belanda menjajah tanah air ini. Dalam penyelamatan dan perjuangannya, beliau harus naik turun gunung dan bertemu dengan pejuang-pejuang lainnya untuk bergerilya. Ah... sayang, waktu itu saya masih kurang ngeh dengan pergerakan kemerdekaan dan sejarah besar bangsa ini, jadi saya cuma nggah nggeh - nggah nggeh saja :p. Sayang kita tidak boleh berandai-andai, tak apalah :).
Hari ini, tepat 24 November, hari kelahiran mbah kakung saya. Saya hanya bisa berkirim doa untuk keselamatan beliau di alam kubur sana. Berdoa agar beliau selamat dan seluruh amal baiknya Allah terima, walaupun amal sekecil apapun. Memohonkan salah khilaf beliau dengan harapan dihapuskan dosa-dosanya yang terbesar sekalipun.
Mbah.... jasadmu memang sudah dikubur tanah, tapi amal baik, doa-doa dan petuahmu terus mengalir. Tetap ada.
Selamat ulang tahun, Mbah.
Semoga Mbah Kung tersenyum di sana. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar