Laman

Senin, 12 November 2012

Berkah Thunder

Hahaha... Thunder yang saya maksud kali ini bukan thunder bledek , tapi Suzuki Thunder yang insya Allah membawa berkah. hehehe... bukan berarti Thundernya yang ngasih berkah, tapi Thunder ini yang menjadi lantaran berkah Allah turun, insya Allah.

Cerita ini terjadi pada tanggal 11 November 2012 lalu. Selepas saya bantu-bantu di pagelaran sakral dunia veteriner : Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter Hewan, saya mendapatkan amanah dari guru saya untuk mengantarkan motor Thunder beliau dari Surabaya ke Porong, Sidoarjo. Sekitar pukul dua siang saya berangkat dari Surabaya ke Porong menggunakan Thunder merah tahun 2004 dengan kondisi jalanan yang tidak terlalu padat, tanpa diduga di perbatasan Kecamatan Candi-Porong tiba-tiba si merah mogok, setrum  motor tersebut tiba-tiba mati. Saya pun menepi. Saya berhenti tepat di depan masjid pabrik gula (PG) Candi. Di pinggir trotoar sana ada pedagang bakso dan es cincau. Mencoba tidak gupuh karena  pengetahuan saya tentang permesinan sangat minim, saya sholat Ashar terlebih dahulu. Kemudian saya membeli bakso dan es cincau di warung non permanen tepi jalan itu sambil bertanya dimana ada bengkel terdekat. Ternyata di sekitar sana tidak ada bengkel sama sekali. Ya wesslaaah... mencoba tenang, saya berjalan ngalor-ngidul mencari bengkel ternyata memang tidak ada. Akhirnya saya mencoba telepon beberapa orang teman saya, barangkali ada yang bisa membantu saya, tapi..., namanya juga Ahad, teman saya banyak yang tidak bisa. Ya wesslaaaah.. sambil bersholawat dan tersenyum tenang, akhirnya opsi terakhir adalah saya telepon guru saya, untuk mengirimkan bantuan tenaga dari Porong. Alhamdulillah... kabar baik saya dapatkan, insya Allah 30 menit lagi ada bantuan dari Porong, santri guru saya.

Hmmm.... saya berpikir ada waktu 30 menit yang bisa saya manfaatkan daripada saya hanya sekedar duduk menanti. Saya berjalan sekitar 100 meter menuju tukang tambal ban. Saya bertanya apakah disini bisa mengganti accu ? (kebetulan saya juga membawa accu gressss untuk cadangan kalau kejadian mogok seperti ini terjadi). Ternyata tidak bisa. Ya wesslaaah..hehehe mungkin saya hanya menunggu bantuan dari Porong. Akan tetapi, tanpa dugaan ada seseorang yang mengajak saya, "Ayoo Mas, nang bengkel cedhak omahku wae, tonggoku onok sing bukak bengkel cilik-cilik'an mbek menowo iso."

Motor Thundernya seperti ini
Setelah tiba di sebuah rumah kecil, yang saya tidak percaya kalau rumah tersebut buka bengkel karena tidak ada garasi ataupun tempat khusus untuk mereparasi sepeda motor yang servis. Tak lama kemudian sang empunya bengkel keluar rumah, menanyakan keluhan motor saya. Dengan sigap dia mengutak-atik motor saya, tak sampai 20 menit motor saya sudah bisa nyala lagi. Setelah itu saya sempat dipersilahkan untuk singgah di rumahnya, kami ngobrol dan ternyata teknisi motor tersebut pernah tinggal di Bondowoso selama 5 tahun, dari tahun 1995-2000. What a fluke !!! Dia bercerita kalau selama hidup di Bondowoso dia menjadi seorang sales rokok dan nge-kost di kauman, belakang masjid agung. Setelah saya usut-usut ternyata tempat kostnya adalah rumah orang yang saya kenal. Waaah... dunia begitu sempit. hehehe... Beberapa menit kemudian saya pamit, dan bertanya berapa jasa yang harus saya bayar, dia tidak mau. Kemudian mas yang mengantarkan saya menemukan bengkel tersebut juga tidak mau saya kasih uang, saya tawari rokok juga tidak mau. Dia hanya berkomentar, "Ndak usah Mas, pun biasa... masak nulung wong kudu onok regane ?" deg. saya yakin dia adalah orang yang tidak melebihi saya dalam hal materi, tapi saya yakin dia jauh lebih punya jiwa besar daripada saya. Akhirnya walaupun obrolan kami singkat rasanya seperti ketemu teman lama.

Berlanjut ke perjalanan. Saya kembali ke masjid PG karena akan ada santri guru saya yang akan menjemput saya disana. Kami bertemu dan saling berkenalan beliau bernama Cak Syauqur. Tak banyak basa-basi, kami pun berangkat menuju Porong. Butuh waktu sekitar 20 menit dari PG Candi menuju dalem kakak ipar guru saya di Pamotan, Porong. Alhamdulillaaaaahh.. saya bertemu orang-orang sholih disana, yang puaaaaallliiiiiiing berkesan adalah ketika saya datang saya menuju kamar Mbah Yai Yuswan yang sudah sangat sepuh dalam kondisi gerah, beliau hanya bisa terbaring di tempat tidur. Saat itu, saya memperkenalkan diri saya kalau saya adalah murid dari menantu mbah yai. "Oooo.. alhamdulillah.. Santrine haji Taufiq tooo.. barokallah Le... sing taat yoo karo guru." deg. Saya masih sering mengecewakan guru T___T .

Ba'da sholat Isya', saya harus kembali ke Surabaya karena keesokan harinya saya masih ada kewajiban yang harus ditunaikan. Sebelum pulang, saya sungkem lagi pada mbah yai, "Mbah, Pandu nyuwun pamit ngge... nyuwun pangestunipun Mbah Yai." Beliau memberikan petuah dan doa yang dahsyat untuk saya. Dengan penuh keyakinan Allah ta'ala akan mengabulkannya saya amin-i doa Mbah Yai Yuswan. Terakhir ketika saya cium punggung dan telapak tangan beliau, beliau mengucapkan "Hati-hati yooo leee.." seakan-akan sudah lama mengenal saya. :')

Cak Syuqur mengantarkan saya untuk nyegat bus di jalur arteri Porong. Selama perjalanan di Porong ternyata perbincangan kami nyambung, membahas laku amal dan hikmah. What a life ! What a day ! Just say alhamdulillaaaaaaaah wa syukurillllllllaaaaaaaaaaaaahhhh..

Anda boleh percaya atau tidak, sebelum kejadian ini terjadi, sebelum Subuh saya terbangun mendapatkan mimpi yang indah bersama guru saya yang saya tidak tahu apa artinya. Seketika, Subuh hari itu saya sms guru saya. 

ini sms saya pada guru saya waktu subuh-subuh 

Waktu di bus sampai sekarang pun saya tidak tahu dimana Masjid Al-Hikmah Bondowoso, mungkin takwil mimpi saya adalah hikmah pada tanggal 11 November kemarin. Saya mendapatkan pelajaran buanyaaaaak dari kejadian kemarin. Pelajaran yang tidak saya tulis semua disini. :)


Wallahu a'lam  Bish Showwab :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar