Hari ini saya mendapatkan sebuah nasehat yang teramat berharga dari guru saya. Di awal pembicaraan beliau bertanya kabar saya, kuliah saya, dan skripsi saya. Saya jelaskan bahwa kemarin baru saja saya melewati satu tahap awal untuk melanjutkan tugas akhir saya, saya bercerita tentang beberapa kemudahan sejak menemui dosen pembimbing dan dosen wali hingga saya cukup mudah menentukan tanggal sidang proposal saya yang tanggal 11 kemarin. Saya juga bercerita jalannya sidang, sidang saya cukup singkat (jam 10.15 - 10.50) dengan beberapa permasalahan proposal research saya yang pada akhirnya menemukan titik temu antara saya, pembimbing, dan penguji. Alhamdulillah...
Ujung dari pembicaraan kami, beliau menembak saya sambil tertawa, "Insya Allah, itu buah sholat Subuh jamaahmu di langgar Cong. Ketika yang lain tertidur kamu malah sibuk ambil air wudu untuk Subuhan di langgar walaupun sepulang itu kamu juga ngantuk."
Cegghek. Batin saya, sepulang Subuh saya gak cuma ngantuk, tapi seringkali tidur.
Beliau melanjutkan, "Coba istiqomah terus ya Ndu, apalagi kalau ditambahi sunnah lainnya, Insya Allah akan ada jalan lain yang tidak diduga-duga. Logikanya gini Cong, kalau Pandu menunda kewajiban Pandu pada Allah, yang itu adalah hak Allah maka tidak menutup kemungkinan Allah menunda-nunda kebutuhan Pandu."
Mbrebes mili. Dalam obrolan via telepon ini, saya mendapatkan pelajaran yang benar-benar menyentuh. Rizki Allah itu disebar sejak pagi dimulai, oleh karena itu Subuhlah yg menjadi kuncinya. Maka Kanjeng Nabi mengajarkan para lelaki agar sholat Subuh berjamaah di luar rumah (musholla dan masjid). Cocok juga dengan petuah para leluhur, 'Bangunlah sebelum matahari padang jingglang (terbit) kalau tidak nanti rizkimu dipatok ayam!' Coba lihat, yang Subuh sudah terjaga insya Allah rejekinya mak josss, hal ini bukan hanya berlaku bagi muslim, karena Allah itu bersifat Rohman, kasih-Nya untuk semua manusia sedangkan Rohim, sayang-Nya hanya untuk muslim mukmin. Coba lihat kisah orang sukses non muslim, mayoritas punya habit bangun di pagi lebih awal. Perlu digarisbawahi bahwa rejeki bukan hanya materi tapi juga kesehatan, kesempatan, kemudahan-kemudahan dan kelancaran dalam menghadapi ujian. Kalau saja hidup kita ruwet, susah, masalah sepertinya gak selesai-selesai, cobaan rasanya beruntun, galau, gelisah, dan jenis2 ketidaktentraman hati lainnya maka silahkan bercermin lagi dan tanyakan
"BAGAIMANA KUALITAS SUBUH KITA ?"
#refleksi, dan harapan saya semoga saya bisa istiqomah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar