Laman

Jumat, 08 Februari 2013

Semua Berbicara Politik

Politik! Semua berbicara tentang politik. Abang becak, kuli bangunan, mahasiswa, bocah SMP dan SMA, pengusaha, pedagang, akademisi, dan penjaga warnet. Menjelang 2014 dimana pemilihan umum langsung akan digelar semua orang punya prediksi masing-masing, dan tiap dari mereka merasa paling pintar dan benar dalam berargumen bak seorang politikus. Haha... tiap membaca koran di warung kopi, pasti ada yang nyeletuk tentang Demokrat, PDI P, PKS, PKB, NasDem, koalisi, caleg, wakil rakyat, kesejahteraan, dan simbol-simbol politik lainnya. Berbicara soal politik memang abu-abu. Saking abu-abunya menjadi dilema untuk membicarakannya. Kalau saja para politikus berpendidikan tinggi yang memang ahli dalam perpolitikan itu bisa dipercaya dan benar-benar berada di atas kepentingan rakyat, bukan hanya mengatasnamakan rakyat. Maka saya yakin tidak semua orang berbicara tentang politik, yang berbicara tentang politik hanya orang-orang tertentu, bukan orang sembarangan. Akan tetapi, so contrast mereka yang diakui sebagai politikus dan elite politik lainnya ternyata tidak semuanya berpihak pada kepentingan orang banyak, justru terlihat sebagian besar hanya bullshit.

Kasus demi kasus perpolitikan tanah air ini seakan-akan sudah memiliki blue printnya. Blue print yang manusia -orang atas sana- buat sendiri, bukan blue print cetakan Tuhan. Skenario para elite politik melalui media -mungkin-. Mana yang benar ? media mana yang memiliki kredibilitas untuk bisa dipercaya 100% ? RCTI milik Hary Tanoe yang mulai terjun ke ranah politik, Suya Paloh dengan Metro TVnya, Chairul Tanjung yang katanya salah satu suksesi orang nomor satu negeri ini : SBY.  TVOne ? Aburizal Bakrie. ANTV juga Bakrie. Itu yang media elektronik, media massa sepertinya juga menjadi salah satu skenario perpolitikan Indonesia dengan kepentingan pemiliknya berkorespondensi dengan elite politik.

Bagaimana politik mau dibilang bersih kalau carut-marut tinta hitamnya menyembul-nyembul menodai ranah yang non politik ? Atau pertanyaan lain, kapan politik bisa dibilang bersih di tanah air ini kalau ketidakfairplayan menghadapi lawan politikterus digencarkan ? Kedua pertanyaan retorik bagi politikus ini sering dijawab oleh sebagian besar orang dengan jawaban 'Ketika pemudanya dahsyat, bersih, dan bertanggung jawab.' Hahaha.. pemuda ? Tidak perlu saya buka borok kepemudaan tanah air ini dengan berbagai kasus yang memalukan. Terlalu banyak pemuda yang sudah kehilangan jati diri garudanya. Kalau dilihat di layar kaca itu hanya sepersekian kebobrokannya. Bukankah juga masih banyak pemuda yang mau berpikir tentang negeri ini ? ya betul masih banyak, sayang mereka tak pernah tercitrakan dengan baik. Media lebih sibuk memberitakan yang tidak sedap karena mungkin materi seperti itu yang disukai penikmat berita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar