Laman

Selasa, 11 Desember 2012

Sudah Pantaskah ?


Hmmm... sambil menghela nafas cukup panjang dan menghembuskannya sekuat tenaga, Akhir-akhir ini saya mendapatkan sebuah tantangan dan pertanyaan untuk saya pribadi, sudah semapan apakah ilmu kedokteran hewan saya ? yaa... beberapa hari terakhir saya mendapatkan sebuah panggilan dari beberapa kerabat untuk memeriksa kucing peliharaan mereka. Oh God... de facto is not as simple as lecture !


Mereka tidak mau tahu apa dan bagaimana jalan pikiran saya untuk mendiagnosis, yang mereka mau just one : treatment and then their pet is healthy anymore ! Sebuah tanda tanya besar bagi saya : Am I ready becoming a vet ? Helloooo,... today is 7th semester.



Minggu, 02 Desember 2012

Cuplikan 3

Sudah sempat kusampaikan bahwa yang aku tidak suka adalah perpisahan. Tapi sudah jelas kan ? perpisahan itu ada dan nyata. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa aku, kalian masih saja sulit menerima perpisahan yang benar-benar harus terjadi ? Aku tahu, ya aku tahu... aku dan kalian ingin bersama, menebar senyum dan tawa walau terkadang sampai lupa dengan tanggung jawab yang ada di pundak.
Ahhh.. memang tak kan pernah habis air mata ini kalau untuk kalian.

Cuplikan 2

Begini Pak.. Babul Jannah tak apalah sepi, maksudku sepi karena belum ada bapak-bapak atau ibu-ibu yang tertarik untuk sholat berjamaah, berdiba’, atau pengajian di dalamnya. Insya Allah ada alternatif lain untuk itu. Kalian tak perlu mangkel ataupun sedih berlarut-larut, kalian juga pernah mengalami kondisi yang kurang lebih demikian bukan ? Kalau misalkan aku bertanya, kenapa sekarang kalian sholat dan mengaji ? meninggalkan masa lalu itu ? insya Allah jawabannya karena ingin mendekatkan diri pada Allah ta’ala. Pak.. itu hidayah namanya. Hidayah itu 100% ada di tangan Allah, sampeyan berubah bukan karena siapa-siapa tapi karena Allah, melalui siapa, itu hanyalah lantarannya. Kanjeng Nabi Muhammad tidak punya kekuatan apa-apa untuk mengIslamkan paman tercintanya, Abu Tholib. Itu karena hidayah 100% milik Allah. Pak... kalau sampeyan tanya, terus darimana hidayah itu ? seharusnya tidak perlu kujawab karena sampeyan sudah mendapatkan itu insya Allah. Ternyata, datangnya sinaran itu seiring kesungguhan mencari jalan kebenaran, jalan keridhoan.

Sabtu, 01 Desember 2012

Akung dan Uti

HAHAHAHA, saya cuma bisa tertawa ngakak malam itu. Cukup lama saya tidak melihat dan mendengarkan akung dan uti berdebat kusir hanya gara-gara hal sepele. Walaupun sebentar tapi cukup terobati rasa rindu ini. Orang sepuh yang tak punya ikatan darah apa-apa dengan saya, tapi sudah seperti kakek nenek saya sendiri. Begitupun dengan mereka, katanya saya sudah seperti cucunya sendiri. Hahaha... bertemu dengan mereka pasti akan menemukan banyak pelajaran yang bisa dimaknai. Akung & Uti, semoga kalian sehat dan panjang umur yaaa... :)

Akung dan Uti


Effort

10 am meluncur dari Surabaya dan tiba jam 2.30 pm di Bondowoso.

----tidur semalam----

6 am berangkat lagi Surabaya dan tiba pukul 9.30 am.

Sepeda motoran :')
-effort-

Desember

Ini 1 Desember, awal bulan yang sekaligus akhir tahun. Banyak sekali wishes untuk bulan ini dan yang jelas harapan kebaikan menurut keridhoan Sang Hyang. Apapun itu, yang penting kebaikan.

Jumat, 30 November 2012

Unjuk Rasa, Dzolimkah ?


pict taken from beritasidoarjo.com
Tempo hari saya terjebak macet berjam-jam mulai Lapindo, Porong sampai bunderan Waru. Macet yang saya alami adalah macet yang disebabkan oleh ribuan masa bersepeda motor yang akan berunjuk rasa ke gedung Grahadi, rumah dinas gubernur Jawa Timur. Mereka adalah para buruh yang menuntut orang nomor satu Jawa Timur menetapkan kenaikan upah minimum.


Benar-benar melelahkan, saya harus ikut dalam rombongan ribuan roda dua itu selama dua jam. Mereka benar-benar menguasai jalanan Porong – Surabaya. Buruh laki-laki dan perempuan berkaos putih dan hitam bertuliskan slogan-slogan pembelaan diri dan tuntutan mereka pada pemimpin Jawa Timur. Mereka memperjuangkan hak-hak mereka guna mendapatkan kelayakan hidup melalui materi. Berusaha sampai berpeluh keringat disentrong panasnya matahari Surabaya. Menahan haus dan lapar untuk bertemu dengan sang raja, tak banyak bicara saat di perjalanan, mungkin mereka menyimpan sebagian energi mereka untuk berorasi di depan griya sakral Grahadi. Ribuan motor yang berbondong-bondong itu semakin menyesakkan nafas ini, gas buang yang terdepo di bebasnya udara Surabaya membuat pepohonan seakan tak mampu untuk mendaurnya. Knalpot-knalpot yang rata-rata sudah 4 TAK itu menghembuskan racunnya, dengan gas maksimal hanya 20 km/jam menjadikan kerumunan ini seperti siput yang seakan-akan tak akan sampai finishnya.


Saya terkagum dengan pengorbanan mereka yang seakan-akan Puputan Jagarana. Saya juga merasa prihatin dengan mereka karena yang mereka kejar adalah keduniawian, yang saya yakin dari ribuan anak-anak Adam itu harus mengorbankan akhirat mereka. Mengorbankan sholat Dhuhur, Ashar bahkan mungkin Maghrib dan Isya’.


Kagum, iya. Heran, iya. Jengkel, iya. Dan yang pasti ada hal yang saya kurang suka dengan unjuk rasa seperti ini. Benar, mereka memperjuangkan hak mereka. Tetapi di sisi lain mereka juga merampas hak-hak orang lain. Banyak pengguna jalan lainnya yang hak-haknya tergadaikan gara-gara mereka. Waktu mereka diperkosa untuk menunggu antrian siput yang berjuang untuk dirinya sendiri. Waktu-waktu pengguna jalan lainnya terbuang dengan percuma hanya untuk bersabar di jalanan gara-gara pengunjuk rasa. Berapa banyak janji yang saat itu harus molor bahkan urung ? Berapa banyak orang yang mendapatkan caci maki gara-gara janji mereka terlambat ? Berapa banyak orang yang harus kehilangan kesempatan emas akan kepentingan urgentnya ? Hmmm... entahlah apa, siapa, dan mana yang salah ? yang menjadi pertanyaan dalam benak saya adalah “Dzolimkah mereka yang membuat macet gara-gara mendahulukan kepentingan mereka di atas pengguna jalan yang lain ?”

Selasa, 27 November 2012

Sang Pembesar Hati

"Membesarkan hati, menjadikan hati orang lain berhati besar adalah hal yang mulia. Andaikan engkau tahu betapa merananya jika saudaramu terseok-seok tak bangkit dalam keputusasaan. Itulah tugas seorang pembesar hati, atau yang dalam bahasa kekinian adalah motivator dan inspirator."

Akan tetapi, yang menjadi catatan penting, seorang yang benar-benar menjadi motivator atau bahkan inspirator tidak akan pernah menyebut dirinya motivator atau inspirator, yang menjadikan dirinya motivator atau inspirator adalah perangai dan tingkah lakunya. Bukan hanya setiap kalimat manis dari bibirnya. 

Tidak perlu menunggu menjadi seorang Mario Teguh, Ippho Santosa, Tung Desem Waringin, ataupun Andrie Wongso, karena sudah menjadi ketetapan dari Sang Maha bahwa setiap manusia adalah motivator. Minimal untuk dirinya sendiri. Sebuah sifat dasar manusia untuk menjadi motivator. Ketika orang-orang di sekitar kita, lebih-lebih yang sangat dekat secara ikatan batin merasa down. Maka saya yakin orang pertama yang menjadi motivator adalah diri kita yang saat itu dekat bersamanya. Membesarkan hatinya bahwa apa yang membuatnya down merupakan awalan kebesaran hati yang akan semakin besar kuat dan kokoh.

Saya yakin ketika Anda menjadi motivator -yang mungkin Anda tidak menyadari itu-, Anda juga memiliki seorang motivator favorit. Seorang motivator besar yang sudah well-known mungkin, semacam nama-nama yang saya sebut di atas. Atau mungkin Anda sudah mengantongi nama-nama motivator yang ternyata mereka adalah orang-orang di dekat Anda ? ayah ? ibu ? kakek ? nenek ? kakak ? atau adik ? . Kalaupun bukan dari lingkungan pertalian darah mungkin Anda punya motivator yang memang dari lingkungan Anda seperti pak kebun sekolah yang selalu on time, penjual nasi yang selalu stand by sejak jam 5.30 pagi, atau mungkin guru Anda di sekolah yang punya tingkat kedisiplinan oke. Siapapun itu, Anda pasti punya.

Siapapun Anda. Siapapun motivator dan inspirator Anda. Selamat bertugas untuk Anda, memotivasi dan menjadi inspirasi untuk siapa saja, lebih-lebih untuk diri Anda sendiri. Karena Anda adalah Sang Pembesar Hati :)

Minggu, 25 November 2012

Always be My Baby



Hahahaha... Setelah seharian download-in lagu, saya baru tahu kalau ternyata lagunya David Cook itu enak-enak yaa.. hehehe... Nah setelah exploring single-single David Cook yang sepertinya valuable isi liriknya, saya menemukan satu nomor yang liriknya apik, dengan aransemen dan suara khas Cook yang khas, enak untuk didengar.

Jawara American Idol season 7 ini ternyata mampu membuat saya kepo terhadap isi dan makna salah satu hitsnya. Walaupun lagu cover dari seorang penyanyi wanita ternama tapi saya suka, lagu milik Mariah Carey yang dinyanyikan ulang oleh Cook terasa lebih laki dalam menghadapi sebuah hubungan, hahaha. Yaaa.. dari beberapa single yang saya dapatkan, ada satu yang paling saya suka judulnya Always be My baby. hahaha.. kenapa saya baru tahu lagu ini, padahal lagu ini sudah ada sejak 4 tahun yang lalu.

Berikut liriknya

Always be My Baby

We were as one babe
For a moment in time
And it seemed everlasting
That you would always be mine

Now you want to be free
So I'm letting you fly
'Cause I know in my heart babe
Our love will never die, no

You'll always be a part of me
I'm a part of you indefinitely
Girl don't you know you can't escape me
Ooh darling, 'cause you'll always be my baby

And we'll linger on
Time can't erase a feeling this strong
No way you're never gonna shake me
Ooh darling, 'cause you'll always be my baby

I ain't gonna cry no
And I won't beg you to stay
If you're determined to leave girl
I will not stand in your way

But inevitably you'll be back again
'Cause you know in your heart babe
Our love will never end, no

(I know that you'll be back Girl)
When your days and your nights get a little bit colder, oh
(I know that)
You'll be right back, baby
Oww Well, baby believe me it's only a matter of time ..

Bagaimana ??? Keren kan ???

Berikut saya sertakan juga link videonya



Hey, Don't be hubbub yeay !!!

Jangan galau yaaa waktu menikmati lagu ini !!!


Ahad Malas



Ahad kali ini benar-benar saya habiskan hanya untuk di kamar. Bangun Subuh untuk keluar berjamaah di musholla dekat kontrakan kemudian kembali lagi ke kamar untuk melanjutkan bermalas-malasan di tempat tidur. Haha... entah ada apa, Ahad kali ini Lazy Song milik Bruno Mars aplikatif betul. Dengan kondisi mata masih kriyep-kriyep saya masih saja menyempatkan diri untuk nonton Doraemon yang hanya berdurasi 30 menit.

Masih tidak mau bangun dari surga dunia : kasur. Saya justru mematikan televisi dan membuka Acer lawas saya, menancapkan smartfren dan melanjutkan perjalanan di dunia maya. Tweeting dan downloading lagu-lagu yang sempat membuat saya curious. ya sudaaaaah... sampai detik ini saya masih terus saja exploring lagu-lagu. Hanya berhenti saat sholat dan makan siang. hahaha... Entahlah atau tak mengapalah tak produktif. Hanya hari ini kok. Pagi sampai sore ini tepatnya, tidak akan berlanjut sampai malam karena saya tahu besok ada dua mata kuliah yang akan menyelenggarakan kuis. :p

Sabtu, 24 November 2012

Cuplikan


.....


Saudaraku... tidak, aku tidak ingin memutuskan tali silaturrahmi. Karena aku tahu sesiapa yang memutuskan ikatan persaudaraan sungguh Allah ta’ala akan murka. Aku hanya ingin sejenak menaruh kalian di mejaku, mengeluarkan kalian dari isi otakku untuk sejenak aku simpan di tempat yang lain, sejenak. Hanya sejenak. Tidak lama. Bukan, bukan aku ingin melupakan kalian. Tidak ada yang harus dilupakan. Aku hanya ingin memindahkan ingatan-ingatanku tentang kalian di lokerku yang lain.  Malah yang terpenting adalah kalian yang harus tidak memikirkan aku, lebih-lebih mengingat-ingatku  terus. Biar lupakan aku, sementara atau bahkan selamanya tidak apa-apa. Kenapa demikian ? aku takut Saudaraku, takut ingatan kalian terhadap aku membuat aku merasa penting, merasa dibutuhkan, merasa ditunggu-tunggu kehadirannya. Aku tidak mau seperti itu.

.....



Masih Ingat Kok



Tanggal 24 November merupakan tanggal yang selalu saya ingat. Tanggal ini merupakan tanggal dimana saya menyempatkan untuk berkunjung ke rumah mbah kakung saya, sekedar untuk mengucapkan 'Sugeng Ambalwarsa Mbah Kung.' Tapi itu dulu, waktu saya masih SD dan SMP. Biasanya saya memaksa bapak saya kalau tanggal 24 November harus ke rumah mbah kung di desa, walaupun bapak saya sibuk kalau memang tidak bisa, ada udzur yang tidak bisa ditinggal, biasanya 1-2 hari setelah itu baru berangkat ke desa. Kalaupun bapak saya benar-benar tidak bisa maka biasanya saya minta diantar ke wartel untuk menghubungi mbah kung saya. (waktu saya SD di rumah saya belum terpasang telepon rumah).

Pada tanggal itu, biasanya mama saya juga membuatkan nasi kuning atau gudheg plus tempe goreng favorit mbah kung saya. Kemudian kami berangkat ke rumah mbah kung. Makan bersama di ruang makan bersama mbah kung dan mbah putri dengan masakan sederhana terasa membahagiakan. Sekali lagi itu dulu. Hehehehe

Sekarang sudah berbeda. Mbah kung saya sudah wafat, beliau wafat ketika saya kelas X SMA. Sakit karena fanatik rokok yang menyebabkan beliau terserang gangguan pernafasan. Sudah takdir, Allah ta'ala begitu mencintainya. Ada satu pertanyaan yang terkadang saya tanyakan pada Allah, 'Kok wafatnya pas saya masih SMA yaa?' padahal kalau saja beliau hari ini masih sugeng saya akan bertukar cerita banyak dengan beliau, tentang sejarah yang saya temukan dalam buku-buku, tentang petualangan-petualangan saya, dan cerita muda saya. Mbah kung saya suka. Pasti senang itu, beliau sering bercerita ketika Belanda menjajah tanah air ini. Dalam penyelamatan dan perjuangannya, beliau harus naik turun gunung dan bertemu dengan pejuang-pejuang lainnya untuk bergerilya. Ah... sayang, waktu itu saya masih kurang ngeh dengan pergerakan kemerdekaan dan sejarah besar bangsa ini, jadi saya cuma nggah nggeh - nggah nggeh saja :p. Sayang kita tidak boleh berandai-andai, tak apalah :).

Hari ini, tepat 24 November, hari kelahiran mbah kakung saya. Saya hanya bisa berkirim doa untuk keselamatan beliau di alam kubur sana. Berdoa agar beliau selamat dan seluruh amal baiknya Allah terima, walaupun amal sekecil apapun. Memohonkan salah khilaf beliau dengan harapan dihapuskan dosa-dosanya yang terbesar sekalipun.

Mbah.... jasadmu memang sudah dikubur tanah, tapi amal baik, doa-doa dan petuahmu terus mengalir. Tetap ada.

Selamat ulang tahun, Mbah.
Semoga Mbah Kung tersenyum di sana. :)

Sudah Lama Aku Tidak Berpuisi

Sudah lama aku tidak berpuisi,

Kawan aku tak bisa berkata-kata manis,
Biarlah tulisan ini bak seonggok sampah,
yang tak perlu kau pedulikan.

Kawan, aku hanya kawanmu,
kalau kau anggap aku saudaramu,
sejak lama kau kuanggap saudaraku,
Biar, tak usah berlebihan mencintai.

Kau masih bertanya, kenapa kekuatan hati begitu kuat ?
Kau masih bertanya, kenapa begitu sering bermunculan ?
Tuhan telah menakdirkan untuk saling mengenal, 
Mengenal hati yang satu dengan lainnya.
Lebih dari itu, mengerti dan memahami.

Bukankah aku sering bercerita tentang ikatan qolbu ?
Saat engkau sakit, bukankah saudaramu juga sakit ?
Saat engkau susah, bukankah saudaramu juga susah ?
Saat engkau bahagia, bukankah saudaramu juga bahagia ?

Bukan, itu bukan klenik.
Juga bukan takhayul.
Tapi itu nyata, nyata senyata-nyatanya, 
karena kekuasaan Sang Maha,
yang mencipta rasa dan karsa pada tiap hati yang telah terpaut.

Masihkah kau bingung ?
Terkadang aku juga.

Selasa, 20 November 2012

Hangatnya Malam Bersama Kodok





Ini cerita yang sungguh menyenangkan untuk dinikmati, yaaa cerita tentang memiliki ikatan dengan orang lain yang sampai-sampai seperti saudara sendiri, bahkan melebihi saudara sendiri sepertinya.

Hmmm... random saja aku menulis ini, tiba-tiba playlist yang bermain suara tinggi agak serak milik Ipang dengan Sahabat Kecil-nya terlantun. Pas betul baru saja hujan disini, aku teringat momen-momen bersama mereka.

Malam itu aku bersama mereka berkumpul di ruang belakang yang sangat luas. Ruang belakang yang terdiri dari meja makan dengan bangku panjang yang rendah (dhingklik, Jawa) dan ada tungku untuk memasak lengkap dengan bara api kecil menyala yang menemani dinginnya malam itu. Aku ditemani satu keluarga besar lengkap malam itu, ayah, ibu, anak-anak dan cucu-cucunya hadir malam itu. Ah jadi ingat suasana kehangatan di rumah :'p.

Mereka baru saja menyantap makanan yang bagi mereka cukup istimewa karena sepertinya mereka belum pernah mencicipinya. Mereka aku oleh-olehkan bebek goreng special khas Bu Lely Probolinggo, AlhamduliLlah ada rejeki lebih sehingga aku bisa berbagi walaupun sedikit. Dua dada bebek goreng ukuran besar disantap rame-rame oleh kurang lebih sepuluh orang. hehehehe... 

Hanya ditemani cahaya oblik yang remang-remang kami bercengkerama di belakang. Mereka bercerita tentang kekonyolan orang-orang sana yang menghabiskan puluhan juta untuk menggelar pesta selametan dengan pernak-perniknya. Hmm.. mengamati mereka yang bersenda gurau begitu akrabnya, malam itu gelap, bau tanah basah karena hujan, lelah habis bekerja sepanjang hari, pas betul untuk  kebersamaan yang orang sering menyebutnya quality time.

Tak mau kalah berbagi cerita, aku yang saat itu duduk bersebelahan dengan Pak'e memulai cerita. Di hadapanku, di amben sudah duduk berurutan Pak Joko, Pak Imam, Bu Erna (Bu Joko), Bu Imam, Cak Siddiq yang tiduran. Sedangkan bocah-bocah duduk di dhingklik bersebarangan denganku, ada Arip, Iwan, dan Rohman. Satu lagi, Emak duduk di depan bara api tungku mendengarkan ceritaku.

Aku bercerita kalau baru saja aku bermimpi. Bermimpi tentang sebuah fenomena yang terjadi di Gunung Bromo, ternyata ada mitos kalau akan mendaki Bromo tidak boleh menginjak kodok sampai kembali pulang ke rumah, kata si kuncen kalau nginjak kodok nanti istri atau suaminya jelek.

Kulanjutkan mimpiku pada mereka, dalam pendakian itu ada aku, Pak'e, Pak Joko, Pak Imam, dan Nik Nur yang semuanya masih bujang. Dalam pendakian itu, baru beberapa meter mendengarkan informasi dari kuncen ternyata Nik Nur nginjak kodok walhasil Nik Nur tidak bersemangat lagi karena ada perasaan khawatir istrinya jelek. Lanjut lagi setelah menaiki tangga-tangga menuju kawah ternyata Pak Imam kurang berhati-hati, kodok menclok di kakinya dan akhirnya kodok itu pun terinjak. Pak Imam pun ditertawakan oleh Nik Nur yang sudah lebih dahulu nginjak kodok, "Hahahaha.. oleh rewang* aku." Tersisa aku, Pak Joko, dan Pak'e yang belum menginjak kodok, kami bertiga tertawa bahagia, berharap istri kami cantik karena tidak menginjak kodok. Tapi ternyata di luar dugaan, saat nyaris menapak di puncak kawah aku harus menginjak kodok. pesssss. Teriakan penginjak kodok lainnya menggelora, menggaung-gaung. Kini tinggal Pak'e dan Pak Joko yang tidak menginjak kodok, mereka terlihat sumringah. Selama kurang lebih 1,5 jam menghabiskan indahnya Bromo kami pun turun. Dalam perjalanan turun terlihat dua orang yang belum menginjak kodok mendahului lainnya.Bergegas untuk segera sampai di rumah dan ingin menunjukkan bahwa mereka selamat dari mitos injak kodok dan akan mendapatkan istri cantik. Separuh perjalanan turun, tak diduga-duga Pak Joko menginjak kodok, spontan aku, Pak Imam, Nik Nur lebih-lebih Pak'e yang tidak menginjak kodok tertawa ngakak merdeka.

Tiba di rumah kami tertawa lepas karena kodok, berjanji satu sama lain bahwa wajib hukumnya untuk mengundang semua personil pendaki Bromo saat resepsi pernikahan. Wajib hukumnya karena tak lain dan tak bukan alasannya adalah untuk melihat bagaimana istri kita besok saat di pelaminan. Saat itu juga Pak'e yang tidak menginjak kodok merasa paling elegan seakan-akan seorang raja yang akan bersanding dengan putri kayangan.


------beberapa tahun kemudian------

Dalam mimpi itu, begitu cepat kilasan gambaran beberapa dari kami menikah. Dan ternyata betul di mimpi itu aku menikah dengan orang yang tidak begitu cantik, Pak Joko, Pak Imam, dan Nik Nur Pun bersanding dengan wanita yang bisa dikatakan di bawah standar :p. Sampai pada suatu ketika kami berempat mendapatkan undangan istimewa dari Pak'e. Kami berempat pun bertaruh, kalau memang benar istri Pak'e cantik maka kami harus memasukkan uang buwuh sebesar 300 ribu rupiah. Kami berempat pun tiba gedung megah acara resepsi di gelar. Sebelum masuk, kami melihat foto pasangan mempelai di depan pintu utama, ternyata benar-benar cantik istri pak'e. Kami pun harus mematuhi perjanjian awal, memasukkan amplop berisi 300 ribu di kotak buwuh. Masih penasaran dengan istri pak'e yang di foto terlihat cantik bukan main, kami pun memasuki gedung pernikahan. Ternyata betul, cantik. Kami masih nggumun, tak percaya akhirnya kami berempat pun ingin naik ke panggung pelaminan untuk menyalami pasangan mempelai. Saat itulah terjadi perbincangan.

"Waaaaah... ternyata bener kian ceritone Pak Wek kuncen Bromo meko..." celoteh Pak Imam sambil geleng-geleng kepala.

"Iyoo.. bejo riko ndak ngidek kodok," tambahku.

"Mangkane sing ngati-ngati lek mlaku, ndelok dalane," kata Pak'e sambil nyengir bahagia.

Tiba-tiba Nik Nur memberanikan diri untuk ngobrol dengan istri Pak'e, "Sangar, Pak'e mbiyen ndak ngidek kodok mangkane bojone ayu koyok riko, lek awake dewe, wong papat iki ngidhek kodok mangkane bojone ndak ayu koyok riko. Omong-omong, kok gelem riko rabi karo Pak'e ???

"Iyoooo... gelem wae, lhaaah iyoo bojoku ndak ngidhek kodok, tapi mbiyen aku sing ngidek kodok," jawab istri Pak'e ketus agak menyesal.

Dengan cekatan tanpa diperintah kami berempat pun tertawa sejadi-jadinya di atas panggung menertawakan Pak'e "HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA !!!!"


---------------------------------

Malam yang dingin saat itu terasa hangat, kami pun tertawa lepas di ruang belakang. Ada celetukan bertanya pada emak, "Temenan Mak, mbiyen Mak ngidek kodok sakdurunge rabi karo pak'e ? hahahahaha...."

Pak'e dan Mak adalah orang paling sepuh di Griya Senyum, lucu rasanya kalau mereka menjadi bahan gojlokan. hehehe...

Aku bilang pada Mak, "Mak lungguh kene loooh Mak, nyanding Pak'e, Pak'e dirangkul. Tambah sepuh kudu tambah romantis lhooo." gojlokanku disambut gelak tawa anak cucu Pak'e dan Emak. hahahaha.

Tak cukup sampai disitu, Pak Joko dan Bu Erna pun yang sepasang suami istri berebut saling menginjak kodok. hahahaha.... Celoteh ringan dari Rohman putra Pak Imam menambah kehangatan gelapnya malam itu, "Lhooo... berarti mbiyen ibuk sing ngidek kodok." hahahahahahaha

Malam itu terasa sekali aroma kekeluargaannya, begitulah orang gunung. Sederhana tapi mengena hatinya. Tidak ada kata sibuk untuk keluarga. Begitu tulus cara mereka menghormati tamu, kalau kata orang Jawa Ngajeni temen.

Sampai jam 10 malam pun listrik belum menyala padahal pemadaman listrik sudah sejak jam 8 pagi. Akhirnya kami pun memutuskan untuk beristirahat dengan harapan nanti tengah malam sudah menyala. Sebelum tidur, aku masih mengingat-ingat canda tawa yang baru saja terjadi, hahaha... tersenyum tipis sambil menyebut nama penghuni Griya Senyum satu per satu, lalu kupersembahkan Fatihah untuk tidur mereka, semoga lelap, mimpi indah, bangun di waktu Subuh dengan listrik yang sudah menyala dan bergiat untuk melakukan segudang amanah di tegal yang telah menanti. Nama terakhir, saat kutolehkan kepalaku pada orang yang sudah mulai kesirep di sebelahku, yang semakin tua, semakin berkerut wajahnya, dan semakin banyak bebannya. Pak'e.

BismikaLlahumma Ahya Wa Bismika Amuut


*menurut kamus Tengger
rewang : batur, bolo, teman
kian : serapan dari bahasa Madura, artinya pisan, juga
meko : singkatan dari mau iku, maeng iku, yang tadi ituloh
riko : sampeyan, kamu
tegal : ladang

Senin, 12 November 2012

Berkah Thunder

Hahaha... Thunder yang saya maksud kali ini bukan thunder bledek , tapi Suzuki Thunder yang insya Allah membawa berkah. hehehe... bukan berarti Thundernya yang ngasih berkah, tapi Thunder ini yang menjadi lantaran berkah Allah turun, insya Allah.

Cerita ini terjadi pada tanggal 11 November 2012 lalu. Selepas saya bantu-bantu di pagelaran sakral dunia veteriner : Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter Hewan, saya mendapatkan amanah dari guru saya untuk mengantarkan motor Thunder beliau dari Surabaya ke Porong, Sidoarjo. Sekitar pukul dua siang saya berangkat dari Surabaya ke Porong menggunakan Thunder merah tahun 2004 dengan kondisi jalanan yang tidak terlalu padat, tanpa diduga di perbatasan Kecamatan Candi-Porong tiba-tiba si merah mogok, setrum  motor tersebut tiba-tiba mati. Saya pun menepi. Saya berhenti tepat di depan masjid pabrik gula (PG) Candi. Di pinggir trotoar sana ada pedagang bakso dan es cincau. Mencoba tidak gupuh karena  pengetahuan saya tentang permesinan sangat minim, saya sholat Ashar terlebih dahulu. Kemudian saya membeli bakso dan es cincau di warung non permanen tepi jalan itu sambil bertanya dimana ada bengkel terdekat. Ternyata di sekitar sana tidak ada bengkel sama sekali. Ya wesslaaah... mencoba tenang, saya berjalan ngalor-ngidul mencari bengkel ternyata memang tidak ada. Akhirnya saya mencoba telepon beberapa orang teman saya, barangkali ada yang bisa membantu saya, tapi..., namanya juga Ahad, teman saya banyak yang tidak bisa. Ya wesslaaaah.. sambil bersholawat dan tersenyum tenang, akhirnya opsi terakhir adalah saya telepon guru saya, untuk mengirimkan bantuan tenaga dari Porong. Alhamdulillah... kabar baik saya dapatkan, insya Allah 30 menit lagi ada bantuan dari Porong, santri guru saya.

Hmmm.... saya berpikir ada waktu 30 menit yang bisa saya manfaatkan daripada saya hanya sekedar duduk menanti. Saya berjalan sekitar 100 meter menuju tukang tambal ban. Saya bertanya apakah disini bisa mengganti accu ? (kebetulan saya juga membawa accu gressss untuk cadangan kalau kejadian mogok seperti ini terjadi). Ternyata tidak bisa. Ya wesslaaah..hehehe mungkin saya hanya menunggu bantuan dari Porong. Akan tetapi, tanpa dugaan ada seseorang yang mengajak saya, "Ayoo Mas, nang bengkel cedhak omahku wae, tonggoku onok sing bukak bengkel cilik-cilik'an mbek menowo iso."

Motor Thundernya seperti ini
Setelah tiba di sebuah rumah kecil, yang saya tidak percaya kalau rumah tersebut buka bengkel karena tidak ada garasi ataupun tempat khusus untuk mereparasi sepeda motor yang servis. Tak lama kemudian sang empunya bengkel keluar rumah, menanyakan keluhan motor saya. Dengan sigap dia mengutak-atik motor saya, tak sampai 20 menit motor saya sudah bisa nyala lagi. Setelah itu saya sempat dipersilahkan untuk singgah di rumahnya, kami ngobrol dan ternyata teknisi motor tersebut pernah tinggal di Bondowoso selama 5 tahun, dari tahun 1995-2000. What a fluke !!! Dia bercerita kalau selama hidup di Bondowoso dia menjadi seorang sales rokok dan nge-kost di kauman, belakang masjid agung. Setelah saya usut-usut ternyata tempat kostnya adalah rumah orang yang saya kenal. Waaah... dunia begitu sempit. hehehe... Beberapa menit kemudian saya pamit, dan bertanya berapa jasa yang harus saya bayar, dia tidak mau. Kemudian mas yang mengantarkan saya menemukan bengkel tersebut juga tidak mau saya kasih uang, saya tawari rokok juga tidak mau. Dia hanya berkomentar, "Ndak usah Mas, pun biasa... masak nulung wong kudu onok regane ?" deg. saya yakin dia adalah orang yang tidak melebihi saya dalam hal materi, tapi saya yakin dia jauh lebih punya jiwa besar daripada saya. Akhirnya walaupun obrolan kami singkat rasanya seperti ketemu teman lama.

Berlanjut ke perjalanan. Saya kembali ke masjid PG karena akan ada santri guru saya yang akan menjemput saya disana. Kami bertemu dan saling berkenalan beliau bernama Cak Syauqur. Tak banyak basa-basi, kami pun berangkat menuju Porong. Butuh waktu sekitar 20 menit dari PG Candi menuju dalem kakak ipar guru saya di Pamotan, Porong. Alhamdulillaaaaahh.. saya bertemu orang-orang sholih disana, yang puaaaaallliiiiiiing berkesan adalah ketika saya datang saya menuju kamar Mbah Yai Yuswan yang sudah sangat sepuh dalam kondisi gerah, beliau hanya bisa terbaring di tempat tidur. Saat itu, saya memperkenalkan diri saya kalau saya adalah murid dari menantu mbah yai. "Oooo.. alhamdulillah.. Santrine haji Taufiq tooo.. barokallah Le... sing taat yoo karo guru." deg. Saya masih sering mengecewakan guru T___T .

Ba'da sholat Isya', saya harus kembali ke Surabaya karena keesokan harinya saya masih ada kewajiban yang harus ditunaikan. Sebelum pulang, saya sungkem lagi pada mbah yai, "Mbah, Pandu nyuwun pamit ngge... nyuwun pangestunipun Mbah Yai." Beliau memberikan petuah dan doa yang dahsyat untuk saya. Dengan penuh keyakinan Allah ta'ala akan mengabulkannya saya amin-i doa Mbah Yai Yuswan. Terakhir ketika saya cium punggung dan telapak tangan beliau, beliau mengucapkan "Hati-hati yooo leee.." seakan-akan sudah lama mengenal saya. :')

Cak Syuqur mengantarkan saya untuk nyegat bus di jalur arteri Porong. Selama perjalanan di Porong ternyata perbincangan kami nyambung, membahas laku amal dan hikmah. What a life ! What a day ! Just say alhamdulillaaaaaaaah wa syukurillllllllaaaaaaaaaaaaahhhh..

Anda boleh percaya atau tidak, sebelum kejadian ini terjadi, sebelum Subuh saya terbangun mendapatkan mimpi yang indah bersama guru saya yang saya tidak tahu apa artinya. Seketika, Subuh hari itu saya sms guru saya. 

ini sms saya pada guru saya waktu subuh-subuh 

Waktu di bus sampai sekarang pun saya tidak tahu dimana Masjid Al-Hikmah Bondowoso, mungkin takwil mimpi saya adalah hikmah pada tanggal 11 November kemarin. Saya mendapatkan pelajaran buanyaaaaak dari kejadian kemarin. Pelajaran yang tidak saya tulis semua disini. :)


Wallahu a'lam  Bish Showwab :)

Sabtu, 10 November 2012

Fulan, Pahlawan Keluarga


Dokumen pribadi : Desa Kedasih, Lereng Gunung Bromo, Probolinggo

Pada tulisan saya kali ini saya harus menyembunyikan identitas teman saya, karena saya tidak bermaksud untuk membuka aib yang akan menimbulkan  perasaan kurang enak yang mungkin akan dialami teman saya. Hanya saja saya ingin berbagi cerita yang saya, Anda, ataupun teman saya yang berkeluh kesah bisa mengambil ibroh / pelajaran dari pengalaman ini.

Tempo hari ada seorang teman saya curhat pada saya tentang keluarganya. Sebut saja Fulan. beberapa hari yang lalu saya menyempatkan mampir ke tempat tinggalnya karena ada rasa rindu. Setibanya disana dia menyambut saya dengan ramah dan senyum seperti biasanya, hanya saja saya melihat matanya sembab seperti kurang tidur atau terlalu lama menangis. Saya tidak mencoba ingin tahu kenapa demikian, tapi ternyata dia justru bercerita kenapa matanya seperti mata panda.

Si Fulan mendapatkan sebuah wejangan dari pakpohnya yang paling tua. Dia bercerita kalau pakpohnya menyuruhnya mengamati dan merenungi apa yang terjadi pada sepupu-sepupunya yang belasan orang itu,

"Coba Le,... perhatikan apa yang terjadi padamu dan sepupu-sepupumu ?" 

Dia tersenyum lalu tertunduk dan mbrebes mili.

Si Fulan mendapatkan sebuah rahasia yang tidak pernah dia tahu walaupun dari ayah dan ibunya. Selama ini yang Fulan tahu kenapa ayah dan ibunya ketat bahkan keras mengenai pendidikan dan percintaan (pacaran) adalah karena memang begitulah seharusnya orang tua, mendidik putra-putrinya agar esok jadi 'orang'. Akan tetapi, saat itu ada alasan lain yang baru ia tahu, alasan yang lebih dari sekedar tugas orang tua. Alasan itu tidak ia dapat dari orang tuanya, melainkan dari pakpohnya.

"Kowe ngerti Le, opo'o ayah ibumu ndak ngolehi kowe pacaran sek ? kowe kudu ajeg sinau ? kowe kudu ibadah temenan?" tanya pakpohnya sambil tersenyum dengan berbahasa Jawa.

"Ngge, jalaran kewajibanipun tiyang sepah, seliyane niku kulo mboten sumerep Pakpoh."

"Ayahmu pernah sowan ke pakpoh setelah mbah kakung dan mbah putrimu wafat. Ayahmu cerita kalau sebelum mbah kakung wafat, pas kamu masih SMP, mbah kakung pernah berwasiat sama ayahmu. Mbah kakungmu itu orangnya sholih, firasatnya jarang mbleset. Mbahmu pernah ngendikan kalau kamu adalah satu-satunya cucu kesayangan yang akan jadi harapan beliau,..."

"Maksudnya Pakpoh ?" tanya Fulan memotong.

"Maksudnya, kamu itu akan jadi turunane mbah sing dadi kebanggaan, yang bisa mengangkat derajat orang tua. Ayahmu cerita kalau mbah kakungmu punya harapan besar itu. Mbah kakungmu ngendikan sama Ayahmu 'Mad, Fulan kuwi kudu mbok didik apik-apik, kudu teges, kudu nggenah. Abah nduwe cita-cita mbesok Fulan bakal dadi wong gedhe sing sukses. Sing iso ngguyubi keluarga, sing iso ndadekno kowe karo bojomu sumringah. Sing iso manfaat gawe agomone. Insya Allah..., Lek Fulan perlu buku, mesio kowe gak nduwe duwek, utango. Lek gawe tuku buku kudu onok. Abah mung iso ndungo, kok ketok e Abah ndak nututi sukses e Fulan.' Ngone Le.." terang pakpohnya yang juga terharu.

Saat itu Fulan yang bercerita pada saya juga harus meneteskan air matanya. Rasa senang dan haru bercampur aduk mendengar pakpohnya bercerita demikian. Fulan bercerita kenapa pakpohnya menyuruhnya mencermati dan memperhatikan kondisinya dan sepupu-sepupunya yang lain. Ternyata sepupu-sepupunya yang merupakan anak dari pakpoh, bukpoh, om, dan tantenya belum ada yang menjadi seorang sarjana. Belum ada yang makmur dari segi materi. Belum ada juga yang mengerti tentang Islamnya. Astaghfirullah... itulah kenyataan sepupu-sepupunya yang usianya 10 tahun diatasnya. Sedangkan sepupu-sepupunya yang sebaya atau 1-3 tahun di atasnya tak ubahnya menjadi orang yang kurang peduli dengan pendidikan dan agama. Putus sekolah walaupun harta untuk bersekolah berlebih, pacaran sampai hamil di luar nikah, bertatto dan piercing seakan-akan pemusik rock kawakan, dan berperilaku hedonis.

Renungan atas perintah pakpohnya yang menyadarkan Fulan. Ia baru sadar, baru tahu kalau sekarang ini ia memang harapan keluarga besarnya. Ada asa untuk membuat mbah kakung, ayah, ibunya tersenyum walaupun dia yakin dia bukan anak yang sempurna diantara sepupu-sepupunya. Tapi setidaknya dia mempunyai azam untuk menjadi orang yang berpendidikan tinggi dan mengerti ilmu agama yang nantinya bisa bermanfaat untuk sekitarnya. 

Kali ini, Fulan merasa ada tanggung jawab besar. Menjadikan keluarga besarnya tersenyum, bukan keluarga besar yang menjadi buah bibir busuk seperti yang beredar karena kelakuan sepupu-sepupunya yang kurang baik. Sembari berikhtiar mewujudkan cita-cita, Fulan terus berdoa untuk sepupu-sepupunya agar mendapatkan hidayah-Nya.

Selamat Berjuang Kawan.
Saya yakin kamu akan menjadi pahlawan untuk mbah kakungmu, ayah, ibu dan keluarga besarmu.
Turut berdoa. Al Fatihah...
aamiiiiiin...

[doa di hari pahlawan untukmu, Kawan]

*pakpoh : disebut juga pakdhe, kakak laki-laki ayah atau ibu
biasanya yang memakai kata di atas adalah orang Jawa Timur kulonan / Jawa Timur bagian barat seperti Tulungagung, Kediri, Trenggalek, dan sekitarnya



Jumat, 09 November 2012

Mbel.. Sambelll

"Pedaaassssssssssssss....huhah..huhah...huhah !!!"

Ketika kepedesen (jawa) kita sering gupuh karepe dhewe cari-cari air, tapi ketika kita liat orang gupuh karena kepedesen kita akan tertawa lalu bertanya-tanya 'lapooo seh ? mung jalaran sambel nganti ngono, lebay.'


Saya suka sambel, bagi saya sambel adalah satu hal yang menambah gairah kita saat makan, semakin merasa pedas maka semakin semangat dan lahap kita menyerbu hidangan yang ada di hadapan kita.

Saya punya kriteria sambel versi saya yang pas, sehat, dan enak di mulut. Menurut saya sambel yang enak itu yang seperti ini

1. Ada rasa sedikit manisnya (biar yang bikin ketularan manisnya yang punya kriteria :p opoo seee?)
2. Tanpa pengawet (BAHAYA !!! gak sehat)
3. Pedasnya sopan  (ndak garai gupuh cari air dan yang terpenting ndak bikin MENCRET)

Kalau ketiga hal itu ada di dalam sebuah sambel, lidah saya akan merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi saat makan. Semoga calon istri saya membaca postingan ini. >:p

Sambel di rumah tante saya, Sraten-Banyuwangi.



Rabu, 07 November 2012

Bocah, Kalian Sungguh Berkesan

Malam ini saya mencoba mendengarkan tembang lawas dari grup rock Indonesia yang melegenda, siapa lagi kalau bukan Slank. Saya suka lagu-lagu Slank karena lagunya mengena betul, saat mengkritisi pemerintah atau wakil rakyat lagunya kena betul, saat menciptakan lagu sendu juga dapet, pas Kaka nyanyikan lagu bertemakan cinta juga worth it betul, dan lagu-lagu Slank seputar kehidupan masyarakat Indonesia juga asik . Selain itu, sentuhan-sentuhan blues yang mereka adopsi juga menambah greget ciri khas Slank.

Nah, malam ini saya mendengarkan lagu Slank di era 90-an, judulnya Bocah. Hmm... dapet betul memang lirik dan suasana bocah desa yang dimaksud Slank. Saya mendapatkan feel  lagu ini karena saya sempat mengabdi di desa walau hanya satu bulan. Bocah-bocahnya tidak jauh berbeda dengan apa yang diceritakan Slank di lagu ini.

Bocah-bocah di tempat saya mengabdi benar-benar bocah yang kontras dengan bocah-bocah perkotaan, lugu, polos, udik, dan semangat belajar walau nakalnya juga bukan nomor dua. haha.. Tapi mereka berkesan  betul di hati saya. Karena mereka, saya jadi bersemangat untuk terus berkontribusi pada negeri tercinta ini, sesuai dengan tujuan negara yang sudah dicita-citakan 67 tahun yang lalu : Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Sungguh memprihatinkan kalau yang bisa mengenyam pendidikan baik hanyalah anak-anak kota. Bagi saya, walaupun bidang yang saya geluti bukan bidang pendidikan tetapi mengajarkan apa yang saya punya insya Allah ilmu saya tidak akan berkurang justru akan bertambah. Man 'allama 'ilman 'allamahullohu ma lam ya’lam (Barang siapa yang mengajar ilmu maka Allah akan memberi sesuatu yang belum kita  tahu) Apakah untuk berbagi ilmu harus menjadi seorang guru ? harus berkuliah di jurusan keguruan ? Menurut saya tidak. Semua orang bisa berbagi. Jadi apa yang saya punya saya bagikan untuk bocah-bocah desa, karena yang saya tahu ilmu yang tidak diamalkan bagai pohon tidak berbuah.

Ada harapan yang insya Allah mulia. Saya tidak ingin pengabdian saya hanya satu bulan itu saja. Saya masih ingin mengabdi lagi...lagi...dan lagi... :)

BOCAH - SLANK
Bocah bocah kecil tiupkan nada
Seruling bambu
Dendangkan lagu dikeheningan
Alam desa

Bocah-bocah kecil mandi di kali
Dengan penuh canda
Mainkan air di kesejukkan alam desa
Pandangan mata
Di keheningan alam desa

O ya mereka bahagia
O ya penuh kedamaian

Bocah-bocah kecil gembarakan ternak
Susuri sawah
Pandangkan mata
Di keindahan
Alam desa

Andaikan mereka tiupkan terompet
Dalam kebisingan suasana kota
Haruskah mereka mandi di dalam kolam
Dalam kesumpekan suasana kota
Haruskah mereka gembalakan ternak
Menyusuri jalan
Jalan raya kota

O ya mereka bahagia
O ya penuh kedamaian



Semangat bocah Desa Kedasih mengikuti bimb belajar tiap sore

Happy to be a part of children

Bareng-bareng keliling gunung :p

nggethuuuuuu sinau

Attentive to the teacher

smileeeee =)

Spirit...!!!

English time \m/

Concern to the topic

Full Sacrifice, which sacrifice ? :p

Brave to express an unadorned poetry

Have Fun yeayyy
Semangat berbagi walau harus di tenda
Fokussssss...
Good students
Last Night...

SuperGreat team : Pejuang Tanah Terpencil #KeluargaBencana :p