Laman

Selasa, 03 September 2013

Testimoniku Untuk Gurunda

Aku yang di bulan Maret hampir lumpuh bahkan mati. Terselamatkan karena Sang Khalik mengirimkan alur yang sangat indah dalam memberikan pertolongan-Nya untukku. Tiga orang malaikat selain kedua orang tuaku menjadi lantaran aku bisa berdiri sampai detik ini. Ustadz Taufiq, Pak Hasan, dan Abuya Luthfi, mereka orang-orang yang Allah berikan untukku agar aku bisa berjuang hidup menyelesaikan studi S1 di saat aku terpuruk jatuh dalam kondisi lemah tak berdaya. Ada hal yang tak bisa kuutarakan disini, tapi yang jelas mereka bertiga mengantarkanku hingga aku bisa lulus di program sarjana. Ada kalanya aku harus bersyukur tanpa harus berbasa-basi atas apa yang kulakukan. Bersujud syukur langsung tanpa pikir panjang atas anugerah ketiga orang itu.

Ustadz Taufiq, beliau guru ngajiku sejak 2004 silam yang ternyata dalam perjalanan hidup sampai saat ini begitu peduli padaku. Terlalu banyak jasa dan nasihat yang beliau berikan untukku hingga aku berdiri menjadi seorang calon dokter hewan. Terlalu sering beliau membuatku berbesar hati atas apa-apa yang menurutku mengecewakan. Selalu ada hikmah yang terucap dari lisannya. Keras cara mendidiknya tapi terasa betul manfaatnya. Ah... tak tahu apa yang harus kupersembahkan untuknya, mungkin menjadi murid yang baik adalah satu hal yang beliau suka. Maklum aku tidak dibesarkan di lingkungan pesantren jadi walaupun beliau sering menganggapku santri, aku adalah santri yang mbeling. Tidak berakhlak. Entahlah, sudah lama aku bertanya dalam benak 'sampai kapan jadi murid seperti ini?' tapi kali ini sudah kubulatkan azam, satu tahun lagi aku pulang dengan perubahan yang akan membuat Ustadz Taufiq tersenyum, dan berkata 'Alhamdulillah, ini baru namanya santri!' amien...

Ustadz... nasihatmu malam ini sungguh berarti, terima kasih sudah mengizinkanku mencium punggung tanganmu dan kudekap tubuh wibawamu yang akan kurindu setahun ke depan ini.

Hope will meet there, Jannah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar