Laman

Kamis, 19 September 2013

Saudaraku... Berceritalah, Aku Akan Mendengarmu

Nafsi-nafsi. Setiap orang punya jalan pikirannya sendiri, tidak perlu dipaksa atau memaksa. Cukuplah berpendapat jika diminta. Cukuplah bersaran jika diminta karena sejatinya tiap orang punya takdirnya sendiri-sendiri yang tidak akan pernah sama dengan lainnya. Memilih diam atas kejanggalan yang terjadi pada saudara kita juga sebuah keputusan yang sah, namun manusia itu makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Menjadi aneh jika seseorang tidak peka dengan apa yang tidak biasa terjadi pada saudaranya, atau mungkin lebih aneh lagi jika seseorang tersebut terlalu ingin tahu apa yang sedang dialami saudaranya?

Saudaraku, engkau boleh punya zona aman versimu. Itu sah dan halal. Apapun yang kau jalani sekarang semuanya sah karena itu adalah hakmu. Akan tetapi coba kau perhatikan saudaramu yang mempunyai hak untuk mendapatkan kabar darimu sebagai seorang saudara. Hak saudaramu adalah kewajibanmu yang harus kau tunaikan. Kami rindu padamu. Kau tidak perlu berprasangka macam-macam padaku tentangmu. Aku percaya dan aku tidak pernah meragukan keimananmu. Sampai kapan kau begini? tanpa kabar atau bahkan mungkin doa-doa yang terpanjatkan sudah tidak tersimpul manis seperti dahulu? Na'udzubillah... sayang sekali jika demikian.

Saudaraku, memang kebaikanmu itu kau sendiri yang menentukan.
Walaupun biasanya aku yang berpanjang lebar berkisah, kini engkaulah yang berkisah. Saudaraku, berceritalah, barang sejenak aku akan mendengarmu.

2 komentar: