Laman

Kamis, 08 Maret 2012

Anugerah Terindah

Tadi ada yang bertanya padaku, "Sahabatku, mengapa tidak kau tulis kisahmu di blogmu ?"
Aku hanya mengangguk tersenyum.

Sebenarnya ceritaku sudah pernah terposting di facebook, dan saat kubuka facebook, catatan itu ternyata masih ada. Cerita itu sudah terposting beberapa tahun lalu : 13 Desember 2009.

Kini kujawab, "Sahabatku, inilah ceritaku.. tanpa sunting dan edit ulang, aku mengantuk malam ini tak sempat kubaca lagi catatan beberapa tahun lalu ini. Monggo disimak."

Anugerah Terindah…
“Terserah antum dah mau bilang apa ? lha wongan Fulanah yang mau, dokumennya tadi siang diambil coz Fulanah pulang duluan ada kepentingan yang gbs ditinggal….,” terkirim jam 18.19 wib. Aku begitu terkejut dan merasa bahwa dia berkata begitu dengan ketus tanpa mempedulikan perrtimbanganku.
Dengan sedikit rasa emosi kubalas smsnya, “Seharusnya anti ngerti Fulanah dia kan sudah gak boleh sering2 kluar, ntar malah bisa berakibat ke hari pelaksanaannya, tapi terserah anti dah mungkin anti yang lebih paham kinerja qt shrusx bgmn. Syukran.”
Ternyata dia bisa meluluhredamkan emosiku yang sudah mulai memuncak dengan kata-kata yang kurasa begitu biasa tanpa ada keketusan seperti di pesan sebelumnya, “Iya…iya… Ustadz.. !! Oy, tlg bsk ntm jnjian ma ustadzah ntk k rmhx bliau.. Ne ttg pmbgian kerja surat..Kt bliau, h-3 sore qt udh kdu bgikan surtx coz biar g dadakn. Sykran ktsir .”
Selama kukenal dia, rasanya begitu indah dan mengagumkan. Kepribadian yang kurasa sangat menakjubkan. Mentalnya apik, jiwanya tangguh, dan yang paling luar biasa dia begitu menjaga dari hal-hal yang berkaitan dengan VMJ. Penyakit yang kronis jika tak segera diobati dan akan menimbulkan sebuah kemalapetakan bagi siapa yang tidak bisa menjaganya. Tapi dia yang kukenal tidak demikian justru memberikan nuansa elok di setiap langkah-langkah cintanya. Tak pernah kulihat dia menunjukkan sebuah fitrah yang indah untuk disalahgunakan seperti pada remaja umumnya.
Bagiku inilah cinta… cinta seorang pemuda yang selama ini menutupi rasa itu di balik setiap langkah dan perilakunya. Dia baru tersadar ternyata dia memiliki rasa pada sosok anggun seorang muslimah. Dia tak sadar bahwa tambatannya telah membuat dia berperilaku special dan VVIP daripada orang lain. Inilah virus cinta yang Dia berikan sebagai anugerah terindah bagi setiap hamba-Nya. Pemuda itu baru bersyukur selama ini dia masih mampu menahan gejolak mudanya untuk tidak mengungkapkan kata-kata gombal yang memalukan seperti pemuda kebanyakan.
Menurutku inilah anugerah terindah seorang remaja, bisa merasakan cinta… cinta yang tidak biasa, cinta luar biasa tanpa sebuah pengungkapan kalimat-kalimat nafsu yang mengatasnamakan cinta. Walaupun aku tidak tahu apakah dia merasakan hal yang sama denganku tapi aku bisa merasakan getarannya. Mungkin karena doaku pada-Nya sehingga Dia meniupkan nafas cinta itu padaku. Bukan aku gedhe rasa, tapi itulah kenyataan hati pemuda. Apakah Dia mengalunkan melodi cintanya untukku ? atau justru terdiam tanpa kata dengan rasa yang biasa ? bagiku bukan masalah, akulah subjeknya, hatiku sebagai objek perjalanan cinta yang indah ini.
Berpikir tentang apa yang ada di dalam hatinya begitu mustahil karena hanya dia dan Allah SWT yang tahu. Bertanya, “Do you love me too?” begitu gombal dan akan menurunkan derajatku sebagai seorang lelaki. Biarlah hati ini berjalan sesuai dengan kodratnya justru itu yang akan menarik. Penasaran akan jawaban darinya, ya / tidak. Jika suatu saat nanti dia berkata ya, begitu indah rasanya. Impianku untuk menyemikan cinta putih ini terwujud setelah sekian lama aku bersamanya dengan perilaku, kebiasaan, akhlak, lisan dan cinta terpendam (demi menjaga kesucian cinta itu) yang insya Allah hanya karena Allah SWT. Atau jika dia berkata, “Afwan, antum sudah kuanggap sebagai saudara sendiri, sahabat.” Maka sejujurnya dengan berat hati akan kujawab, “syukran katsir, tapi jujur aku ingin jadi yang halal bagimu! Tolong dipikir lagi.” Tapi ketika di senggang waktu tertentu dia tetap berkata maaf gak bisa. Maka aku harus mengikhlaskannya untuk orang lain dan harus kusadari kami hanyalah seorang sahabat atau saudara yang mungkin sejati dan akan bertemu di surga-Nya kelak. Sahabat. Tidak lebih……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar