Laman

Kamis, 20 September 2012

23:40

Kutampar pipi kiri
Kemudian jidat kananku,
Lengan-lenganku bergantian keras-keras.

Jengkel juga...

Ada suara bising di sekitar telinga
Nguuiiiiing... berkali-kali !!!

Nyamuk malam.

(Kemarau, Balkon Sukadami II/33)

Selasa, 18 September 2012

15:40

Arrhytmia, bradicardia, tachicardia, heart block, atrial fibrilation membongkar-bongkar pompa tubuh !!!

Tak beraturan, tak punya aturan jantung ini.

Tuhan, jika begini masihkah Kau perkenankan untuk hidup ?
Semuanya pupus kecuali pertolongan-Mu.

Rabu, 12 September 2012

Ada Pesta di Kedasih

Jum'at tanggal 7 September 2012. Keluarga Bencana #KB KKN UNAIR Desa Kedasih Probolinggo mendapatkan sebuah kehormatan dengan diundangnya #KB dalam acara khitanan salah satu bocah Kedasih. Teddy dan Rendy. Dan berikut dokumentasinya. :D

Menuju rumah shohibul hajah
Manten sunat dari kiri Rendy dan Teddy, kotak2 berdiri Bapakne Rendy

Ini diaaa Pak Toni selaku MC
Gamelannyaaa :D

Sudah sepuh tapi tangannya makin mantap menabuh

Pak Kades (biru) Musiyanto dan Pak Sekdes Suparman
Persiapan Upacara dengan tokoh adat

Cheeerrrr menyaksikan upacara

Semacam garden party getoooo :3

Stage was ready for tayuban :)

Sinden sudah siap melantunkan gendhingnya

Ready for dancing
Dancing dancing and dancing

Pak Mus menghayati setiap gerakan

Kompaknyaaaaaa....

Pak Rudy juga gak ketinggalan lhoooo

Penabuh musik saat manten diarak keliling desa menggunakan kuda kencak

Teddy : manten sunat :)
ehhh.. Si Rohman minta difoto juga.. hahahaa

atraksi jaran kencak :D

Di rumah senyum, aku terharu melihat ini TT

Serasa pulang ke rumah sendiri T.T

Karena dapur ini masakan a la master chef terhidangkan

Rumah senyumnya ada yang baru niiih

mau pulaaaaanggggg
See you Kedasiiiiiiiihhh... T.^

Sore itu saya ditinggalkan oleh teman-teman saya.. :p
Saya masih tinggal di Kedasih untuk dua hari ke depan. Bermalam di keluarga Pak Parman, carik desa Kedasih. Salah satu keluarga yang bagi saya Wong Liyo Sing nDuluri hehehe. dan berikut foto-fotonya :D

Foto bersama : senyum sendiri-sendiri :)

Foto bersama : sambil ngomong Parmaaaaaaaaan :D

ki-ka : Bu Erna/Bu Joko, aku, Pak Imam (putra kedua Pak Parman), Lek Nur (adik Bu Parman)

Ki-ka : Pak Joko, Bu Parman, aku

ki-ka : Arif (putra Pak Joko), aku, Iwan (putra ketiga Pak Parman)

ki-ka : Pak Joko, aku, dan Pak Parman
Daaaaaaaaaaaaannn.... sampai jumpa di lain kesempatan... Allahumma sehaaaaattt wal suksessssssss kabeeeeehhh. aamiin... ^_^

Senin, 03 September 2012

Nasehat Persaudaraan


Bettina Roternborn Namanya

Bettina Roternborn namanya. Satu rekor yang dipecahkan oleh sepupu saya, karena diantara puluhan cucu mbah saya, baru sepupu saya dari om yang kesembilan (pihak bapak) yang mempunyai istri bukan orang pribumi. Sepupu saya, Alvan Subagio menikahi seorang berkebangsaan Jerman sudah hampir satu tahun yang lalu. Istrinya yang biasa disapa Tina begitu anggun, selayaknya orang barat kebanyakan. Ternyata sepupu saya ngerti juga kriteria orang cantik : tinggi, putih, langsing, dan humble.

Adik saya bekerja di resto seafood ternama di Bali, resto berbintang yang dikunjungi orang-orang berdoku. Disanalah menjadi awal mula perkenalannya dengan Tina. He was a waiter and Tina became a consumer. Dari pandangan pertama itulah sepupu saya dan Tina bermain hati. Tak perlu lama untuk proses, it’s just about 1-2 months and then they got married. Yang paling keren dari sepupu saya ini adalah mengIslamkan Tina sebelum akad nikah berlangsung. Barokallahulakum.. Kalau berIslamnya betul-betul betul saya yakin juga ganjaran pahala untuk sepupu saya luar biasa besarnya.

Kembali lagi pada Tina, saya pernah bertanya padanya “Didn’t you feel jetlag ?” dan jawaban yang diluar dugaan, She said, “When arrived at Germany airport it will be, but when come home in Indonesia, never. Maybe, it becauses I’ll meet my boy.” Jediiieerrrr... ternyata sepupu saya suka bule yang romantis. Hahahaha.

Yang saya salut dari sepupu saya adalah dia bisa membuat Tina merasakan menjadi orang Indonesia yang tidak kekota-kotaan. Tina menjadi villager Sumberejo, Ambulu, Jember yang suka nasi goreng, sambel, nasi padang, lalapan, dan berbagai masakan khas Indonesia lainnya. Jadi, kalau Tina pulang kampung ke rumah om-tante saya di Ambulu Jember tidak perlu masak aneh-aneh a la barat, karena menurut sepupu saya Tina ndak rewel. Tina juga suka ke pasar tradisional, menemani mertuanya berbelanja kebutuhan yang akan dimasak. Walhasil, semua mata di pasar tertuju padanya. Walaupun Tina orang barat tapi dia tidak keminggris hidupnya. Bahkan mandi tanpa shower dan bath up seperti kebiasaan orang barat pun bisa, pakai gayung dengan tipe kamar mandi orang Indonesia. Tina bisa menyesuaikan dengan kehidupan Indonesia, tidak menuntut ini itu pada suaminya. Apa mungkin itu ya yang dikatakan orang Jawa mbangun trisno.??? Eaaaaa hahahaha...

Buat sepupu saya, karena ente berkulit gelap dan Tina berkulit putih saya doakan putra-putrimu mbesok bervariasi.hahaha... Apapun variasinya yang terpenting semoga anak-anakmu menjadi anak yang  sholih dan sholihah. Aamiin...

My cousin (Alvan) with his wife : Tina

So romantic couple, I mean

Tina with my sister

Tina foto bareng mama, bapak, dan adekku

and last, she asked to frame with me. hahaha

Dai, Kalian Kemana ?

Pagi Milik Desa Kedasih

Sudah lama sekali saya tidak memutar lagu di ruang komputer sederhana rumah. Kali ini lagu yang saya putar adalah lagu KOTAK – Apa Bisa yang mengingatkan saya dengan Bromo, lagu ini merupakan OST Tendangan Dari Langit yang setting filmnya di kawasan Gunung Bromo.

Jika ingat Kedasih, desa saya saat melaksanakan KKN di daerah Bromo, yang menjadi pertanyaan besar untuk saya adalah kemana dai-dai yang katanya lulusan pondok pesantren ? kok peradaban Islam di desa saya masih sangat minim. Sedikit saya ingin bercerita tentang Kedasih yang cancut tali wondo masyarakatnya sangat tinggi. Kompak, rasa saling menghormati masyarakatnya jempol betul. Terasa benar aroma pedesaannya, terasa betul that was really Indonesia.

Akan tetapi, kembali yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah kok agama Islam yang menjadi agama yang tercantum di KTP tiap orang belum terlihat ghiroh ibadah Islamnya ? Salah satu kesimpulan sementara saya adalah kurangnya suntikan-suntikan keilmuan Islam sehingga masyarakat sana memang tidak tahu dengan pasti bagaimana seharusnya Islam. Jadi tidak usah terlalu heran kalau Islamnya masih kurang. Lantas apa yang harus diherankan ? yaaaa... saya tahu kalau Probolinggo merupakan kota/kabupaten yang memiliki puluhan bahkan ratusan pondok pesantren. Pondok pesantren yang mendidik putra-putri bangsa untuk bisa menjadi muslim Indonesia yang selalu menebar salam ketauhidan, ad dinul Islam. Yang saya tahu, ketika santri-santri di pondok pesantren akan lulus, para santri akan dilepas ke beberapa daerah untuk melaksanakan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat untuk menyebarluaskan agama Islam, membuat masyarakat yang tak tahu Islam menjadi kenal dengan Islam. Membuat masyarakat yang laku Islamnya kurang baik menjadi lebih baik. Membuat masyarakat benar-benar bangga menjadi seorang muslim. Namun mengapa santri-santri pengabdi tidak sampai di daerah saya berKKN ? Apa mungkin daerah pelosok Probolinggo dirasa sudah tersentuh Islam dengan baik lalu pengabdian para santri sudah tidak di daerah pelosok Probolinggo lagi ? Atau mungkin pihak pesantren tidak tahu kalau di pelosok daerahnya ada sebuah desa terpencil yang butuh pencerahan ? Pikiran paling buruk adalah mungkin saja karena pihak pesantren sudah berteknologi modern, sudah tidak berkuda tapi pakai setir bunder (red:mobil) yang berharga puluhan ratusan juta sehingga eman-eman kalau dipakai untuk naik turun gunung ?

Saya prihatin dengan perkembangan Islam saat ini, semakin banyak yang mengaku Islam tapi tidak berperilaku Islami. Ini menjadi tanggung jawab besar para santri, dai, muballigh, dan para ‘alim ‘ulama untuk memperbaiki. Memprihatinkan betul, sampai-sampai judul sinetron di televisi adalah ISLAM KTP. Seharusnya sindiran itu menjadi tamparan besar untuk orang-orang yang berIslam dengan baik. Mungkin statement berikut keras dan kasar, sebuah pertanyaan retorik untuk kita semua yang muslim. ‘Jangan salahkan siapa-siapa, kalau mereka yang sudah berKTP Islam lebih tertarik pada yang bukan Islam ! Karena yang bukan Islam lebih perhatian dan peduli !’

Dai, kalian kemana ?