Laman

Sabtu, 01 September 2012

Wong Liyo Sing nDuluri

Keluarga Pak Suparman (carik Desa Kedasih) saat silaturrahmi ke Bondowoso

Hampir tepat pukul 00.00 (26/8) mereka tiba. Wajah-wajah kelelahan dengan seutas senyum berjumpa saudaranya. Satu, dua, tiga, empat, dan ternyata seluruhnya, satu per satu turun dari mobil. Sambil mengucap Assalamu’alaikum mereka berjabatan dan berpelukan dengan saudara yang telah menanti berjam-jam sebelumnya.

Mereka adalah rombongan saudara baru dari lereng Bromo, sekitar 13 km arah utara di bawah kaki Bromo. Ya.. mereka adalah orang-orang Desa Kedasih, tempatku mengabdi saat program KKN-BBM (Kuliah Kerja Nyata-Belajar Bersama Masyarakat) sebulan yang lalu. Seperti biasa, aku selalu kepikiran katika harus berjumpa dengan orang-orang yang sudah melekat di hati. Terus berpikir bagaimana aku harus menghadapi perpisahan pada nantinya. Sesungging senyum sumringahku bersaing dengan perasaan takut berpisah. Itulah yang kadang membuatku sedikit benci dengan perpisahan walaupun aku tahu ada hikmah berharga di baliknya

Bagaimanapun, perpisahan itu pasti. Dan yang jelas aku harus terus ber-Alhamdulillaaaaaah, tidak boleh bersedih berlarut-larut atas perpisahan. Memang seperti mimpi mereka menyempatkan berkunjung ke rumahku, Bondowoso. Allah kariiiim... Beginilah janjimu kepada setiap makhluk-Mu, aku semakin iman pada-Mu. Ketika tali persaudaraan dieratkan dengan batin yang kuat, diikat kuat-kuat dengan rasa iman, niscaya benar-benar manis persaudaraan itu. Persaudaraan yang manis itu orang Islam menyebutnya ukhuwah.

Memang tiada kata seindah ukhuwah. Ukhuwah itu memang tiada berbatas. Sering kita melihat fenomena yang seharusnya saudara dekat terkadang terasa seperti orang lain, tetapi orang lain terasa seperti saudara sendiri. (Kadang wong liyo malah nduluri, sedulur koyo wong liyo -Jawa-) Yaaaa, siapapun bisa menjadi saudara kita.

Inna ahadakum miraatu akhihi (Sesungguhnya salah seorang diantara kamu adalah cermin saudranya). Kalau kita baik, insya Allah saudara kita juga baik, sederhananya begitu. Wallahua’lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar