Laman

Selasa, 03 Juli 2012

Malaikatnya Pengamen

pict was taken from http://tazarframe.blogspot.com


Aha.. Sore ini menjelang Maghrib saya melakukan hal yang agak nakal.hehe... Sambil menunggu waktu berbuka puasa saya justru memutar jetaudio saya dengan lagu-lagu indie. Bukan dengan nasyid, sholawat, atau murottal. Saya sedang ingin mendengarkan perpaduan accoustic guitar dan betotan bass milik Endah N Rhesa sore ini. Hehe... Sudah lama saya tidak memutar lagu-lagu mereka, terakhir saya mendengarkan senandung-senandung merdu itu waktu saya vacation bersama SC-ers. Dan sore ini rasanya ketika saya simak dengan seksama lagu Uncle Jim woowww, it’s meaningful exactly !


Lagu mereka mengingatkan saya kepada seorang pengamen jalanan di terminal Probolinggo. Rokok murahan tanpa filter tertancap di mulutnya. Kembang kempis pipinya menghisap racun itu dengan enteng. Seakan-akan tak ada masalah yang membelit kehidupannya.


Kemudian kepalanya menoleh ke arah saya sambil membuka topi Billabong tiruannya, “Mau kemana Mas ?” tanyanya ramah. 


Wah, ternyata di balik tampilan premannya itu ada keramahan yang terselip. Dengan senyum kubalas, “Surabaya Pak.”


“Kok gak ikut bus yang barusan ?” tanyanya penasaran.


“Masih nunggu adzan Subuh Pak, sekalian Subuhan dulu,” jawabku


“Owalah, cocok dengan kuplukmu Mas, disini banyak orang pakai kupluk sok Islam gitu tapi gak pernah sholat sama sekali,” jawabnya dengan ketawa miris.


Adzan Subuh pun berkumandang, Bapak itu berkata, “Saya senang sampeyan tidak menilai saya, mari sholat Subuh berjamaah.” Kaki kaki kami pun bergegas menjemput suara Assholatu khoirum minannauum di timur terminal.


Berbulan-bulan setelah kejadian itu saya tidak pernah menemuinya. Entah kemana bapak pengamen tua itu. Siapa dia ? saya rasa dia adalah malaikat diantara pengamen-pengamen jalanan lainnya yang masih memetik gitar dengan melodi-melodi cinta-Nya untuk mencari sesuap nasi. Whoever you’re, I send my message when I pray.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar