Laman

Senin, 09 Mei 2011

Kalian dan Pak Polisi


Aku benar-benar heran dengan kalian, kalian tuntut ini, tuntut itu, kata kalian mereka itu kotor, nakal, menjengkelkan, suka mengambil keuntungan di hari tua (baca : akhir bulan). Kalian dengan seenaknya mencap banyak dari mereka semena-mena dengan seragam yang dipakainya, kalian bilang mereka hanya bisa berdiam diri di tengah jalan seperti patung dengan topi kabaret. Kalian juga bilang mereka hanya bisa berdiri angkuh, tegap, dan sok jagoan di hadapan para pengendara.

Akan tetapi benar, aku benar - benar gamang dan heran dengan statement yang kalian ucapkan. Aku bingung, okelah mungkin ada beberapa raport merah mereka. Tapi coba kalian liat Pak Hoegeng, salah satu uswah yang patut dicontoh. Atau mungkin kalian tidak tahu siapa Hoegeng Imam Santoso. ?? okelah terserah.

Bukan, aku bukan mau membela mereka yang aktif tiap pagi dan sore berdiri di jalanan yang kata kalian, mereka hanya mencari-cari kesalahan orang yang mau atau pulang dari kantor. Bukan, aku tak ingin membela. Tapi yang ingin aku utarakan disini adalah bagaimana kita adil dan obyektif dalam menilai.

Sekarang marilah kita 'fair play' dulurr...
kalau mereka memang sudah membuat kalian ilfil, tapi coba koreksi diri kita sendiri.
yaaa... sebentar, mungkin kalian bingung daritadi aku menyebut kalian dan mereka, dan siapakah itu..?? ya kalian itu adalah para pembaca budiman, dan mereka adalah pak polisi (lebih khusus polisi lalu lintas) sesuai tag line di atas.

Begini, mari kita koreksi, bagaimana pak polisi harus dengan terpaksa memberikan sanksi/tilang kepada para pengendara kalau para pengguna motor dengan seenaknya saja berhenti melewati garis zebra cross, atau dengan semaunya belok kiri nyelonong aja padahal sudah ada tulisan 'belok kiri mengikuti isyarat lampu'. Ah, kalau begini siapa yang sak karepe dewe.???
Atau mungkin kalian menuntut bahwa pak polisi yang kata kalian dengan seenaknya mencari kesalahan-kesalahan pengendara yang katanya juga sudah mematuhi marka jalan. ah kalian, bisanya membalikkan kenyataan, bagaimana pak polisi tidak mau memberikan sanksi kalau nyetir kalian berlenggok-lenggok seperti ular yang akan membahayakan pengendara lain.
Contoh lagi, kalian marah ketika kalian ditilang karena hanya sedetik saja menerobos lampu merah, dengan alasan kalau nge-rem mendadak nanti malah bahaya, tapi kalian lakukan itu berulang kali dan tidak memperhatikan lampu kuning yang memberikan isyarat untuk siap-siap berhenti.

Banyak lagi kasus lain yang sebenarnya kalian itu pantas untuk mendapatkan sanksi dalam berkendara. Akan tetapi kenapa pak polisi enggan memberikan sanksi itu, karena mungkin jumlah pelanggar sudah terlalu banyak dan berhenti pas lampu merah di tengah-tengah perempatan sudah kalian anggap sah-sah saja.

Ah kalian gak obyektif, MAHASISWA khususnya, malu dong jadi mahasiswa yang gak 'sadar' aturan. Kalian (kali ini lebih pada mahasiswa) ngakunya 'organisatoris', 'aktivis', social control, menuntut begini begitu, tapi bodoh banget kalian, aturan berlalu lintas aja gak paham atau pura-pura gak ngerti. Kalian ngomong pemerintah seharusnya memperbaiki sistem ini, sistem itu yang seharusnya begini begitu. ah... bualan aja atau apa sih omongan kalian ?? kelihatannya saja berbobot tapi non sense kalau berhenti di traffic light aja gak becus. (jengkel sama aktivis yang jelas-jelas gak patuh lalul lintas di traffic light terus pake jaket Himpunan Mahasiswa..... atau Badan Eksekutif Mahasiswa......)

Satu lagi, sekali lagi aku gak bermaksud membela pak polisi, hanya memberikan objektifitas yang perlu dikoreksi walaupun ini subjektif dari aku. Bagi kalian yang mengaku mahasiswa aktivis kerohanian, ah paling ilfil dah kalo berlalu lintas aja kayak kentuuttt... (maap kasar :@)Hampir tiap hari kalian ikut kajian sono sini, entah itu kajian yang katanya meningkatkan ketakwaan, kajian untuk agama, nusa, dan bangsa, kajian yang katanya bisa menjadikan muslim berkepribadian terpuji. Ah... entahlah. nyatanya aktivis kerohanian juga banyak yang gak 'dong' dengan pengajiannya, disuruh ngaji gak fasih, gak lancar, disuruh patuh aturan yang ada malah sok slengekan. werrr... apa-apaan itu..??? disana sini kalian teriakkan "Allahuakbar!!! mari berjihad" mari tegakkan Islam, eh eh eh lalu lintas kalian geje, lah mbok pikir iku aturan opo.?? jangan2 alasan kalian gak patuh lalul lintas karena bukan aturan yang sumbernya Al-Qur'an..?? wah kisruh kalau gitu.Terus aku tanya sekarang, apa kehidupanmu sudah berdasarkan aturan Islam semua ta..???
Gilaaa mamen, aku paling mangkel (baca : jengkel) kalau lihat seorang jilbaber dengan jaket bertitel sebuah organisasi Islam tapi gak bisa patuh aturan yang sepele kayak lalu lintas.

So... marilah kalau kita ingin membenahi tatanan sistem hukum yang saat ini kurang baik, kita mulai dari hal yang paling kecil, salah satunya dengan patuh lalul lintas, karena lalu lintas juga bagian dari hukum. Gak usahlah terlalu menuntut banyak, perbaiki dulu cara kita berhukum sampai benar, insya Allah kebenaran itu datang mengikuti pelaku kebenaran yang sejati. Jangan lihat rapor merah polisi terus, tetapi kita harus berbenah agar semua elemen bisa mendapatkan rapor biru sesuai dengan cita-cita seluruh rakyat Indonesia, hitung-hitung juga memberikan prestise dan prestasi pak polisi (lalu lintas juga) biar gak dijadikan bualan terus... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar