Laman

Rabu, 11 April 2012

Izinkan Kucium Tanganmu

SUNGKEM, foto by www.afif508.deviantart.com (edited)
Indah rasanya bisa mencium punggung tanganmu yang menyejukkan. Suatu kehormatan yang agung bagiku bisa mencium bau khas punggung tanganmu yang penuh berkah. Mencium punggung tangan dengan hidungku, bukan dengan dahi atau pipiku, karena mencium yang demikian yang diajarkan oleh kedua orang tuaku semasa kecilku, bukan seperti anak-anak sekarang yang mencium punggung tangan orang tua menggunakan pipi atau dahinya. Entahlah mana yang benar... tapi menurutku begitulah, mencium dengan hidung adalah salah satu didikan terbaik yang orang tuaku wariskan.

Kini ada satu lagi punggung tangan yang harus kucium. Kucium karena kewibawaan, karisma dan keilmuannya yang mumpuni sehingga sangat layak untuk kuhormati punggung tangannya. 

Sekarang aku mendapatkan satu figur anyar yang sosoknya benar-benar 'pas' untuk kuteladani kesehariannya. Ia memiliki kehidupan yang bermula dari azam kuat membulat, berjuang keras lalu ber-riyadhoh dengan usaha terbaiknya. Yaaa... beliau adalah orang hebat karena perjuangannya dahulu yang sangat hebat. Kini di mataku beliau merupakan figur sederhana namun 'mewah' keilmuannya. Pantas untuk kutakdzimi.

Di Pantai Jenu, Tuban aku kenal personalitymu yang mengagumkan.
"Sungguh,
Izinkan kucium tanganmu, Guru."

Untukmu, Ustadz Imam Royani.
Salam takdzim, Pandu Tokoh Amukti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar