Laman

Kamis, 12 April 2012

Pertengkaran Kecil


Peristiwa kemarin sore membuatku menangis ketika selesai sholat Isya' semalam, Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, bahkan saat berbuka di tengah keramaian warung, dan sholat Isya' hari ini. Aku hanya tidak percaya dengan kejadian kemarin. Kita seakan-akan tidak pernah mengenal, seperti seorang musafir yang berkunjung ke masjid lalu berpapasan dengan musafir yang lain. Tak ada doa Assalamu'alaikum yang kuucapkan atau yang kau ucapkan, kita seperti orang yang seakan-akan tidak mau menjawab Wa'alaikumsalam yang satu dengan lainnya. Tidak menjawab salam dariku untukmu, atau tidak kujawab salam darimu. Kita  benar-benar seperti orang yang baru saja bertemu. Stranger yang satu dengan stranger yang lain. Sama-sama saling curiga. Malu untuk bertegur sapa. Gengsi untuk menyapa lebih dulu. Ego kita sama-sama tinggi sepertinya, atau mungkin egoku yang sudah melebihi ambang batas ? mungkin.

Pagi tadi kau bilang, "Sudahlah biasa saja yang lalu biarlah berlalu."
Aku menarik nafas dan bersyukur membaca pesan singkat itu, tapi dengan itu aku menangkap, memang setelah beberapa minggu yang lalu kita bercanda, kau marah padaku yang tak pernah kau jelaskan ketika aku bertanya,"Kau marah padaku?" saat itu kau hanya terdiam atau hanya menjawab,"Sudahlah." Aku tidak ingin kau suruh aku biasa saja seperti sebelumnya tapi kau tak biasa padaku. Aku tidak ingin kau anggap ini 'sudahlah' saja tapi benar-benar berkesudahan. Aku ingin seperti dulu, bercengkerama bersama, kau membuatku tertawa dan aku membuatmu tertawa pula. Aku sakit, kau merasakan sakit itu, kau gundah aku merasakan gelisah itu. Bukan seperti sekarang yang seakan-akan sama-sama ingin untuk tidak saling peka. Aku ingin yang dulu, seperti dulu, ya seperti dulu.

Inni uhibbukum fillah
 
Maaf, betul-betul mohon maaf atas kesalahanku. Kejadian ini mengingatkanku kepada dawuh Mbah Mus.

Kau Ini Bagaimana? Atau Aku Harus Bagaimana?
oleh : KH Mustofa Bisri

Kau ini bagaimana ? kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir
aku harus bagaimana?

kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
kau ini bagaimana?

kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aq plin plan
aku harus bagaimana?

aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
kau ini bagaimana?

kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
aku harus bagaimana?

aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain
kau ini bagaimana?

kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
aku harus bagaimana?

aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
kau ini bagaimana?

kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
aku harus bagaimana?

aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab
kau ini bagaimana?

kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
aku harus bagaimana?

aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
kau ini bagaimana?

kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
aku harus bagaimana?

kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
kau ini bagaimana?

aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku

kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?

Sumber : Jamil Burhan

Rabu, 11 April 2012

Izinkan Kucium Tanganmu

SUNGKEM, foto by www.afif508.deviantart.com (edited)
Indah rasanya bisa mencium punggung tanganmu yang menyejukkan. Suatu kehormatan yang agung bagiku bisa mencium bau khas punggung tanganmu yang penuh berkah. Mencium punggung tangan dengan hidungku, bukan dengan dahi atau pipiku, karena mencium yang demikian yang diajarkan oleh kedua orang tuaku semasa kecilku, bukan seperti anak-anak sekarang yang mencium punggung tangan orang tua menggunakan pipi atau dahinya. Entahlah mana yang benar... tapi menurutku begitulah, mencium dengan hidung adalah salah satu didikan terbaik yang orang tuaku wariskan.

Kini ada satu lagi punggung tangan yang harus kucium. Kucium karena kewibawaan, karisma dan keilmuannya yang mumpuni sehingga sangat layak untuk kuhormati punggung tangannya. 

Sekarang aku mendapatkan satu figur anyar yang sosoknya benar-benar 'pas' untuk kuteladani kesehariannya. Ia memiliki kehidupan yang bermula dari azam kuat membulat, berjuang keras lalu ber-riyadhoh dengan usaha terbaiknya. Yaaa... beliau adalah orang hebat karena perjuangannya dahulu yang sangat hebat. Kini di mataku beliau merupakan figur sederhana namun 'mewah' keilmuannya. Pantas untuk kutakdzimi.

Di Pantai Jenu, Tuban aku kenal personalitymu yang mengagumkan.
"Sungguh,
Izinkan kucium tanganmu, Guru."

Untukmu, Ustadz Imam Royani.
Salam takdzim, Pandu Tokoh Amukti.

Senin, 09 April 2012

Pencitraan dan Support Bikin Institusi Maju ?

Pada kompetisi Letter for Them yang digelar BEM FKH UNAIR 2012 tempo hari saya mengikuti dua katagori dari tiga katagori yang disediakan oleh panitia. Saya mengirimkan katagori 1 untuk surat kreasi yang ternyata diapresiasi sebagai juara 1 dan katagori 2 untuk artikel deskriptif, namun sayang sekali artikel saya tidak masuk nominasi juara, padahal menurut saya tulisan saya yang ini bisa jadi juara. hehehe.. apa karena saya sudah juara yaa ?? jadi tulisan saya yang ini tidak mendapatkan juara, lalu panitia memberikan kesempatan untuk yang lain. hehehehehe *sombong e kebacut iki cok, dadi juara 1 surat kreasi ae untung-untungan malah ngarep sing artikel juara pisan.coook.coook....hehe* Anyway, tolong comment yaaa (sepedas-pedasnya), kira-kira kenapa tulisan ini gak jadi juara ???

Pencitraan dan Support Bikin Institusi Maju ?


Terciptanya institusi yang baik bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Seperti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga yang sudah punya brand di mata keluarga besar Universitas Airlangga, nasional, ataupun internasional. Hal yang demikian, tercipta karena adanya prestasi besar yang pernah diraih dan terus berkembang untuk terus melaju. Brand merupakan manifestasi produk yang FKH UNAIR miliki, produk kecerdasan, kreativitas, moralitas dan prestasi civitas akademikanya. Brand yang selama ini terbilang apik dari segi eksternal merupakan sebuah apresiasi yang memberikan motivasi dan spirit tersendiri untuk terus menciptakan kreasi dan prestasi yang lebih baik, sehingga tidak salah jika pihak kampus harus melakukan pencitraan secara kontinyu dengan capaian prestasi-prestasi yang mengiringi.

Selama ini FKH UNAIR tersohor dengan produk frozen semen yang kebermanfaatannya bisa dirasakan masyarakat Jawa Timur khususnya masyarakat yang bergerak di bidang peternakan sapi. Bisa dikatakan bahwa frozen semen FKH UNAIR menjadi benih peranakan dan pembibitan sapi di kabupaten/kota Jawa Timur. Makaka Feed yang baru saja dirilis dan dipatenkan HAKInya menjadi salah satu bukti bahwa konservator mamalia primata ini membutuhkan eksistensi FKH UNAIR. Keberadaan FKH UNAIR yang terbilang cukup tua di ranah pendidikan scientific ternyata juga memiliki bukti di mata internasional, langka sekali menemukan seorang dekan yang jam terbangnya mampu menjadi sosok yang mbaurekso civitas FKH se-Asia Tenggara. Grade A pantas diberikan untuk FKH dari segi eksternal yang notabene memang spektakuler prestasinya.

Sudut pandang mahasiswa ternyata lebih tajam menyikapi fenomena ini. Sekali lagi baik tidaknya institusi ditentukan oleh internal dan eksternal, bukan hanya eksternal. Point of view mahasiswa sebagai kontrol internal menjadi hal yang perlu diperhatikan juga oleh pimpinan kampus. Selama ini fasilitas dan sistem yang sering dikeluhkan mahasiswa. Belum ada alasan-alasan gamblang dan kurangnya support terkait program-program kerja mahasiswa yang bergerak di BEM, BLM dan BSO. Padahal ide dan kreatifitas mahasiswa sangat cemerlang untuk direalisasikan. Kegiatan mahasiswa yang berskala nasional semacam VENOL (Veterinary Olympiad) atau PENGMASNAS (Pengabdian Maysarakat Nasional) harus mencari sumber pendanaan yang lebih besar dari luar kampus. Tidak jarang swadana mahasiswa menjadi alternatif untuk mensukseskan kegiatan yang membawa nama baik fakultas. Memprihatinkan memang, tapi begitulah mahasiswa : perubahan merupakan harga mati, almamater dijunjung tinggi. Grade A untuk pencitraan mahasiswa di luar sangat pantas  walaupun di balik itu harus menelan pahit crash yang datangnya justru dari internal kampus.

Ternyata terlihat cantik di luar belum berarti mulus di dalam. Ini menjadi kekuatan tersendiri bagi mahasiswa FKH untuk terus berjuang menjalankan tri dharma perguruan tinggi. Andai saja kecantikan di luar juga diimbangi pesona inner beauty maka passion untuk terus berkembang dan maju pasti lebih besar. Diakui eksistensinya di masyarakat, didukung penuh oleh civitas akademika, -khususnya pimpinan- untuk memberikan suntikan motivasi : baik moral maupun materiil.

Sabtu, 07 April 2012

HIJAUKAN Fakultas HUkum UNAIR !!!

Kampus B UNAIR. Selasa 2 April 2012.

Ustadz H Nefi dan Kang Ferri di stand display KAPAL
Hampir satu minggu cerita ini tidak tersampaikan kepada pembaca sekalian, untung saja seorang sahabat mengingatkan saya untuk berbagi cerita ini. Terima kasih yaa Sahabat. Okey, check it out!

1333814173512251517
KAPAL JATIM dan peserta konferensi dari Washington DC
Pagi jam 7.00 tim KAPAL (Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan) sudah stand by di lobi utama Fakultas Hukum UNAIR untuk mempersiapkan stand display yang sudah disediakan oleh panitia pelaksana. Hal yang menarik disini adalah KAPAL JATIM diundang oleh Fakultas Hukum UNAIR untuk berpartisipasi dalam kegiatan ‘INTERNATIONAL CONFERENCE ON HARMONIZING LEGAL PRINCIPLES TOWARD ASEAN COMMUNITY’ yang diselenggarakan atas kerjasama Universiteit Utrecht and Universitas Airlangga.

Disini KAPAL berbagi dengan partisipan konferensi yang berasal dari beberapa negara, seperti Malaysia, Belanda, Amerika, dan tuan rumah Indonesia yang terdiri dari praktisi hukum, mahasiswa, dan pemerhati hukum agar aware and care terhadap lingkungan sekitar. KAPAL bersosialisai dengan pengunjung dengan cara membagikan JURNAL KAPAL, buletin lingkungan Al Fath, dan majalah MAYAra khas PeNUS MTI (Pesantren Nusantara Ma’had TeeBee Indonesia). Hal yang istimewa adalah sebagian besar dari pengunjung stan pameran KAPAL tertarik dengan program-program KAPAL seperti Peduli Sungai Brantas, Diklat Dai Daiyah Lingkungan, Peringatan Hari Air Sedunia, dan lain-lain.

Begitulah setengah hari kegiatan KAPAL JATIM di Fakultas Hukum UNAIR, berbagi motivasi untuk Indonesia yang bersih, hijau, dan biru. Selasa itu KAPAL JATIM menghijaukan mindset Fakultas Hukum UNAIR untuk peduli lingkungan sekitar.

Deket, Lamongan Ngaji Lingkungan

Suasana Ngaji Lingkungan di Deket, Lamongan
Resi Agung KAPAL JATIM saat meberikan tausiah
Lamongan, 7 April 2012. Sekitar pukul 2 siang tim KAPAL JATIM (Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan) yang dikomandani oleh Resi Ageng KAPAL JATIM tiba di Dusun Kudu, Desa Weduni, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan. Lokasi pengajian lingkungan kali ini dilingkungi oleh tambak-tambak milik warga setempat. Warga yang mengikuti ngaji lingkungan begitu antusias mengikuti tausiah yang langsung disampaikan oleh penasihat KAPAL JATIM, Omda Luthfi Muhammad.

Beberapa poin penting ngaji lingkungan sore ini adalah ‘Let’s LEAVE MSG (monosodium glutamat) as know as vetsin atau micin (red:Jawa)’. Vetsin sangat berbahaya bagi kesehatan salah satunya dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang digolongkan sebagai penyakit Silent Killer, artinya jika hipertensi dibiarkan akan mengakibatkan arterosklerosis ataupun infark yang kemudian berakibat pada penyakit jantung dan stroke.

Ketua KAPAL JATIM, Prof. Suparto Wijoyo memberikan sambutan



Selanjutnya, mari kita tinggalkan styrofoam sebagai wadah makanan karena juga bisa membahayakan kesehatan tubuh. Jika kita membungkus masakan yang panas dengan styrofoam maka styrofoam tersebut akan meleleh dan akan berakibat kurang sehat jika bercampur dengan makanan di dalamnya. That’s why, prefer to be back to nature, pakai godhong gedhang saja mbungkusnya. Kita sudah terpengaruh budaya praktis dan pragmatis yang terlihat simple dan memudahkan kegiatan kita, tapi ternyata ada efek negatif di akhir.

Pesan Omda Luthfi adalah kurangi dan bahkan tinggalkan hal-hal tersbut di atas. Imbangi dengan memperbanyak bacaan afdhol La Ilahaillallah, lafadz ini mampu mengurangi bahkan menetralisir kadar CO2 yang terkandung di dalam tubuh. Semakin sedikit pengaruh CO2 di dalam tubuh semakin sehat juga fisik dan psikis kita.

Green Spirit !  Bersih, Hijau, Biru !!!

Kamis, 05 April 2012

Juara 1 'Letter For Them' BEM FKH UNAIR 2012


foto by Haritel on tumblr
  Tempo hari saya melihat ini

"Letter for Them"
ekspresikan aspirasimu untuk FKH UA tercinta
jangan lewatkan moment untuk mencurahkan uneg-uneg kawan-kawan sekalian dalam kreasi :
katagori 1 : surat kreasi
katagori 2 : artikel deskriptif
katagori 3 : komik singkat
dapatkan pula hadiahnya,... :)
pendaftaran tanggal 28-29 Maret 2012 di SC Ormawa
info lebih lanjut dapat dilihat dan dibaca pada mading BEM FKH UA

Dan saya tertarik untuk mengikutinya, hitung-hitung mengasah ketajaman menulis dan melatih cara berkomunikasi melalui tulisan. Apakah optimal ? apakah mengena ? atau malah seperti tulisan sampah yang tak dianggap lalu dibuang ?

Berikut tulisan saya yang ternyata harus menjadi juara I. (mohon masukan yaaa)

Sayangnya karena Hal Sepele
Hampir setiap hari kami selalu mengunjungi tempat ini, tempat yang memiliki atap melengkung dan lantai keramik yang bermotif. Tempat itu adalah bangunan baru yang awal mulanya kami menganggap sebuah konstruksi yang agak aneh karena letaknya yang berhadapan dengan kolam tengah kampus tercinta. Bangunan yang awalnya kami tidak tahu untuk apa bangunan tersebut difungsikan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu lantai yang ditutupi atap melengkung tersebut sudah bisa kami fungsikan, satu per satu kaki kaki kami menginjak lantai keramik yang masih mengkilap, kemudian kami duduk bersila sambil membuka laptop kami untuk mengakses sinyal wi fi gratis sebagai salah satu fasilitas yang bisa kami gunakan kapanpun.


Cukup nyaman kami duduk bersila di tengah waktu kosong kami saat tidak ada perkuliahan atau praktikum. Ada semilir angin yang tertiup saat siang hari. Kami menikmati keberadaan bangunan terebut, hari-hari berikutnya pun terlihat semakin ramai bangunan ini yang ternyata beberapa di antara kami yang mulanya berada di hall tengah lantai 1 juga berpindah kemari.

Namun, tidak bertahan lama kami merasakan nyaman di tempat baru ini yang kami menyebutnya Gajebaru (Gazebo Baru). Kepadatan yang membuat menjadi tak nyaman, sehingga seperti kumpulan bocah taman kanak-kanak yang sedang mengikuti lomba mewarnai, lesehan dan bergerombol berebut tempat. Kurang yakin ? Silahkan membuktikan dengan berdiri di depan ruang kelas 3A atau laboratorium parasitologi dan lihatlah pemandangan itu. Bukan hanya karena kami berdesak-desakan disini, tapi juga karena hampir masing-masing dari kami membuka laptop yang mengartikan bahwa kami mengakses sinyal wi fi yang gratis itu. Itu yang membuat kami badmood. Sinyal wi fi bukan hanya menjadi lemah karena kapasitasnya semakin kecil atau bahkan overload. Lemot atau lola (loading terlalu lama) ketika browsing membuat kami kecewa. Satu hal yang lebih mengecewakan lagi adalah disconnecting jaringan yang kami kurang tahu penyebab utamanya apa. Dan terakhir yang lebih mengecewakan kami adalah lola, lemot bahkan disconnect jaringan terjadi berulang kali. Yaaa berkali-kali.

Bapak Ibu Pimpinan,

Kami, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR ingin mendapatkan fasilitas yang qulified seperti kawan-kawan kami di fakultas lain yang mereka belum tentu memiliki prestasi segemilang capaian kita. Prestasi dosen maupun mahasiswa FKH sudah terlihat ‘wah’,  Siapa yang tidak bangga mempunyai dekan yang dipercaya sebagai President of SEAVSA ? siapa yang tidak bangga dengan institusi yang bisa mandiri dengan produknya sendiri ? -frozen semen dan animal feed-. Siapa yang tidak bangga dengan capaian teman-teman yang proposal PKMnya didanai DIKTI kemudian lanjut pimnas ? Siapa yang tidak bangga dengan fakultas ini yang sudah berulang kali bekerja sama dengan universitas luar negeri semacam Murdoch University, Australia ?

Bapak Ibu Pimpinan,

Mengingat prestasi itu cukup membanggakan ! Sayang rasanya, ketika harus melihat fenomena wi fi ngadat bahkan mati. Kami tahu Bapak dan Ibu tidak tinggal diam untuk membenahi kampus ini. Mungkin kami yang kurang sabar melihat progress itu karena kami merasa kurang cepat sedikit.

Salam Cinta.

Kami, mahasiswa Kedokteran Hewan UNAIR : ingin perubahan.
Hidup Mahasiswa !!!
Viva Veteriner !