Laman

Selasa, 03 Januari 2012

Tangisan Sore Kala Hujan


Kamar Pojok Lantai 1 D10 - Sore ini aku terbangun dari tidurku yang tidak begitu nyenyak. Tubuhku berkeringat karena sengaja kipas angin kamar kumatikan. Kubuka mata, gelap sekali, mendung rupanya yang tak lama kemudian rintik sore mewarnai gelapnya langit luar. Aku pun demikian, mendung perasaan ini, ada rasa gundah yang tidak jelas, aku ingin menangis sore ini, menutup kamarku, mendengarkan musik, merebahkan tubuh, memeluk bantal atau guling, dan menumpahkan air mata yang begitu cepatnya sudah membendung.

Lalu aku membuka catatan-catatan lama, baik dari androidku atau beberapa carik kertas lusuh dengan tulisan yang juga tidak begitu indah. Semakin menangis aku sore ini, jantungku mengikuti tempo tachycardianya, semakin cepat dan tak berirama. Allah, entah aku tak tahu apa ini. Apakah aku hanya menangis terjebak dalam masa lalu ? atau aku memang merenung atas salah khilafku ? atau hanya sekedar luapan emosi untuk menangis ? sejenak aku berpikir lagi, bukan bukan, ini bukan semua pertanyaanku di atas. Ini adalah kerinduan, kerinduanku atas apa yang dulu pernah terjadi pada episode hidupku. Aku rindu ketika harus sering menangis kepada-Mu, aku rindu ketika semangat berprestasi, aku rindu saat pundakku dan sahabatku saling menguatkan, aku rindu masa-masa semangat beribadah pada-Mu. Kini... ternyata sedikit demi sedikit kebiasaan itu mulai tergerus, entah mungkin karena padatnya kehidupanku di metropolis ini atau karena sesuatu yang lain.

Aku hampa, sore ini aku benar-benar merasakan kehampaan itu. Allah, terima kasih untuk sore ini, sudah lama sepertinya aku tidak menangis pada-Mu. Terima kasih atas nikmat menangis di tengah rintiknya hujan yang menyejukkan hati ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar