Laman

Jumat, 31 Mei 2013

Keif Heluk, Ya Ustadzi ?

Walaupun pekan lalu saya sudah bertemu guru saya, tiba-tiba malam ini saya rindu guru saya di kampung halaman. Mungkin ini efek menonton film Sang Kiai yang hari ini premiernya.

Rabu kemarin ketika dzikiran selepas Subuh di langgar dekat kontrakan, tiba-tiba guru saya hadir dalam pikiran saya. Datang dengan sejumput kerinduan pada saya, menebar senyum ramahnya sambil mengucap Assalamu'alaikum. Tak biasa, beliau memiliki gurat wajah yang tegas khas orang Madura, jarang tersenyum.  Berbeda, malam itu beliau hadir dengan senyuman yang cukup sumringah. Astaghfirullah, saya buka mata saya. Dengan segera saya kirim Al Fatihah untuk beliau.

Rabu, 10:49
Saya mengirimkan pesan singkat pada beliau, "Assalamu'alaikum, Ustadz kurang fit lagi ya? Pandu kepikiran Ustadz terus."

Tidak seperti biasanya, kali ini tidak ada jawaban.

Keesokan harinya, masih selepas Subuh saya mencoba mengintimkan diri saya dengan Sang Khalik. Memejamkan mata mirip orang berkontemplasi saat yoga. Berkomat-kamit memuji asma-Nya, bertawassul pada Rasul Muhammad dan mencoba menghubungkan ruh ini pada orang yang saya hormati, guru saya. Saya tidak mendengar apa-apa, padahal di sekitar saya juga sedang asyik berdzikir jahron. Entah, kemana 'saya' ? yang saya jumpai adalah guru saya lagi. Dengan sekejap mata ini terbuka karena terkejut. Astaghfirullah...

Kamis, 4:49
"Duuuh.. Ustadz.. Betul Ustadz, barusan pas wiridan di langgar, Ustadz hadir. Pandu kepikiran :( ."

Sama. Tak ada balasan.

Ruwet dan khawatir. Sore sebelum Maghrib saya telelpon pun tidak diangkat, selepas Isya' juga begitu. Mencoba berkhusnudzon.Wish, all is well! begitu kata film 3 idiot.

Duh Ustadz, saya berharap esok Ustadz menjawab sms saya, dengan kabar apapun.
Saya rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar