Laman

Minggu, 21 Desember 2014

7 Manusia Ajaib

7 manusia ajaib, sebuah judul yang cukup menarik untuk diklik dan dibaca kontennya. But, low expectation bout this mungkin perlu dipakai, karena sebenarnya tulisan ini hanya untuk kalangan sendiri. Pembaca yang tidak pernah tahu tentang 7 manusia ajaib ini boleh kok leave this page. Ini hanya sebuah tulisan tentang kepuasaan emosional yang membuncah di hati penulisnya karena punya pengalaman tersendiri mengenai 7 manusia ajaib ini.

Okey, here we go...

Berawal dari sebuah ruang kelas di kampus veteriner yang cukup mini, Tuhan mentakdirkan dengan kesengajaan menjadikan kumpulan bocah 7 ajaib ini bisa memiliki chemistry yang sampai saat ini masih high tension antara satu dengan lainnya. Kebersamaan mereka bukan karena masing-masing dari mereka hanya ingin memiliki banyak teman, tapi merasakan siapa yang sebenar-benarnya teman. Tak dinyana-nyana, ikatan yang awalnya hanya sekedar cangkruk bareng berlanjut seperti keluarga. Mereka bersaudara.

12 Desember 2012, saat itu ada premier film 5 cm, sebuah film yang cukup menginspirasi dengan taste Indonesia yang kental membuat mereka yang katanya ajaib menamakan kumpul bocah sebagai 7mm, kenapa harus 7mm? ya karena mereka jelasnya tidak sesuper 5 cm, sadar diri bahwa mereka tidak ada satupun yang se-sexy Raline Syach ketika mengangkat telepon, tidak ada yang setampan Fedi Nuril, tidak ada yang secantik Pevita Pearce, segagah Deny Sumargo, atau semenarik Herjunot Ali. Beberapa dari mereka hanya memiliki bibit-bibit subur seperti Igor Saykoji.

Tak perlulah menjadi seperti pemeran 5 cm, terlalu sempurna untuk sebuah kenyataan bagi tujuh bocah ini yang jauh lebih memiliki apa yang tidak dimiliki artis-artis film garapan Rizal Mantovani. By the way, mereka punya banyak fans, bocah bocah ini punya apa? hahahahaha. Jawabannya mereka punya keajaiban yang mereka ajaib-ajaibkan sendiri atau mungkin kalau ada orang lain yang tahu keajaiban mereka itu berarti sebuah keberuntungan saja. Mereka kan eksisnya di kalangan sendiri, kalaupun mereka eksis di ranah entertainment (baca: per kampusan), mereka eksis sebagai solo karir, bukan sebagai grup. hahahahaha..

Sekali lagi, benar ini peringatan untuk Anda yang membaca. Tulisan ini hanya untuk kalangan sendiri. Tidak semua bisa menikmati tulisan ini. Sebelum Anda terlambat dan terlanjur memasuki paragraf yang semakin asyik sendiri lebih baik leave this page dah.

Mereka yang saya sebut sebagai 7 Manusia Ajaib yang tergabung dalam geng motor 7mm ini adalah saya dan teman teman saya, teman dekat yang sudah seperti saudara sendiri. Ini mereka,


5 orang cowok kece dan 2 orang cewek berjilbab. Komposisi unik untuk sebuah pertemanan di saat jumlah perempuan abad sekarang sudah empat kali lipat dibanding laki-laki. Pertemanan yang lebih sering seperti persaudaraan ini cukup mengejutkan untuk bisa terus bersama. Bagaimana tidak, Lody dan Nourma yang couple tetap profesional, mereka berantem pun tetap terus kontak baik dengan lainnya. hahahahaha. Btw, ngobrol keprofesionalitasan di antara kami, ada yang lebih pro, Moci dan Jaja' yang pernah mengikatkan sebuah relationship namun kandas ternyata mereka bisa menempatkan diri di antara kita untuk bisa terus jalan bertujuh, sampai akhirnya mereka memiliki tempat bersandar masing-masing pada orang yang berbeda. hihihihihi...

Kami bertujuh itu saling mendominasi, saling menguatkan, dan saling melengkapi. Tidak ada yang menjadi ketua atau pemimpin seperti pada geng umumnya. hahahahaha...

Barosy Deby Espanya, S.KH.
Entah darimana asal mula dia harus terkenal dengan nama Moci. "Mocinya ada Bu?" saat seorang dari kami bertanya, pada kunjungan pertama kami ke rumah Moci. "Moci? Barosy?" Ibunya bingung. Hahahaha. Perawakannya paling putih dibanding cowok lainnya, jangkung, kurus, dan berkaca mata. Tertarik dengan otomotif, suka tidur saat jam kuliah dengan trik menutupi mata pakai rambut gondrongnya, lalu duduk terdiam seakan menyimak penjelasan dosen.

Laudita Setia Busta, Drh.
"Laudita Setia Busta," saat dosen membacakan daftar nama. Hening sejenak, lalu dosen bertanya,"Kok kamu cowok?" suasana hening tetiba menjadi ringkihan tertawa kecil mahasiswa lainnya. Lody, Lolod begitu kami memanggil cowok yang telinganya mendominasi ini, (check aja fotonya kalau kurang yakin) Ulet, rajin, pekerja keras, sabar, tapi juga banyak longornya. Lody ini juga suka futsal, olahragawan futsal yang perutnya juga semakin ke depan, offside bro! hahaha. Research S-1 nya membuat saya, Moci, dan Dimas ikut-ikutan bingung, maklum research tingkat dewa untuk setingkat sarjana. Dewa capeknya. hahahaha.

Nourma Firdiana, Drh.
Sering melancholist kalau lagi punya masalah dengan pacar, tapi sering menguatkan kami yang juga tak luput dari masalah. Enak untuk dijadikan teman ngobrol, tak jarang kami mencurahkan hati yang gundah gulana ini, hahahahaha. Makanya, kami memanggilnya Emak. Doyan kuliner dan tak jarang kami selalu menyarankan Emak untuk bermalam di rumah Jaja' karena jam malam kost sudah berakhir. Hahahaha... korban ngupil (baca: ngumpul) kami yang selalu merasa kurang lama walaupun jam sudah menunjukkan pukul 22.00, dan ngupil kami sejak menjelang Maghrib.

Diar Riztiardhana, S.KH.
Cowok paling mini diantara dua cowok jangkung dan dua cowok agak subur, simple, peka, sensitif, dan asik-asik aja kalau diajak ngupil. Jarang ada kalimat, 'sepurane rek gak iso.' Sejak awal ngupil bareng paling misterius soal hati dan perasaan terhadap lawan jenis, tapi semenjak kembali dari Baitullah, Masya Allaaaaah... beberapa gadis langsung menclok terpesona dengan inner handsomenya.

Myrzananda Hepi Darmaditya, Drh.
Karaoke, mall, sepatu, tas, movie, buku, dan fashion selalu update infonya. Paling IN dengan dunia kekinian, selera indie nya juga anti mainstream. Untuk urusan jajanan, kalau doi bilang enak, pasti enak, biasa pasti biasa, nggak enak, jelas nggak enak. Cukup kompeten untuk dijadikan parameter tester. Hahaha. Rajin mencatat dan kami suka mengcopy photo catatan berbagai macam mata kuliah yang doi rangkum. Rapi bingit. Jaja' penggemar warna cokelat yang sering ngomong 'haaaah' di tengah kami asik ngobrol, yang dengan sekejap semua mata tertuju padanya dengan tatapan mengancam. hahahahaha.. lalu dia dengan feeling guilty, "Gak dengeeeerrr rek :(."

Pandu Tokoh Amukti, Drh.
cukuplah membaca postingan di blog ini dan mengunjungi Mas Ganteng , pembaca akan mulai asik dengan kepoin profil saya di dunia maya. hahahahaha..

Dimas Setiawan, Drh.
Kalau bahasa orang Surabaya, dia ini orang yang neges. Bicara meyakinkan dan saking meyakinkannya kami tidak percaya kecuali kalau Dimas ngomong soal kuliah yang dia memang encer betul secara akademik. Seleranya tinggi, ekspektasinya tinggi, dan selalu punya effort untuk mencapai apa yang dia inginkan, walaupun tidak jarang stepnya kurang logis. hahahaha. Pekerja keras dan memegang prinsip hidup, ya walaupun beberapa prinsip hidupnya juga freak. Unstopable untuk beberapa urusan yang doi anggap penting, pentingnya sendiri. Kami sih jarang manggil Dimas, justru manggil Cheng Lee, panggilan yang juga berawal dari bercandaan ringan dan ujung-ujungnya jadi kebiasaan.

Bener kaaan.. nyesel pada baca postingan yang asyik sendiri ini? Sudah saya bilang ini postingan untuk kalangan sendiri. Konten di dalamnya pun adalah orang-orang yang belum tentu pembaca tahu apalagi kenal, yang jelas mereka adalah orang-orang yang saya rindu dan saya nantikan kehadirannya seperti saat saya dan mereka menempuh ilmu di Surabaya. Mereka juga orang-orang yang saya sadari atau tidak membentuk karakter saya juga, yang sering mengingatkan saya untuk meredam temperamental saya dengan ucapan, "Medurone ojo ditokno Kang!" hahahaha... Orang-orang yang sering kali saya minta pendapatnya untuk melangkahkan kaki saya dari sudut pandang anak muda.

Ada quote bagus, "Yang terpenting bukan seberapa banyak teman kita, tapi seberapa banyak yang benar-benar menjadi teman kita." dan saya yakin 7 manusia ajaib ini salah tujuh dari ribuan teman saya yang benar-benar teman. :')

Me miss you guys....




Rabu, 28 Mei 2014

Jangan Jadi Nahdiyyin

Tulisan ini hanya perspektif saya pribadi dengan meilhat apa yang terjadi di sekitar saya. Poin yang ingin saya utarakan hanya satu jangan fanatik. Saya simpatisan Nahdlatul Ulama’, kebiasaan beribadah mahdhah saya juga tidak jauh jauh dari Nahdlatul ‘Ulama’ tapi saya tidak menutup mata kepada mereka yang katanya kaum nahdiyyin dan kaum santri atas kefanatikannya, yang mereka merasa benar, yang dengan serta merta menganggap orang lain lucu atau konyol. Intermezzo? Boleh boleh saja, itu sah asal tidak keterlaluan. Akan tetapi, yang saya kurang pas adalah mereka yang dengan bangga mengaku kaum ijo memkasakan pemikiran mereka kepada lainnya. Memaksa. Memaksa. Memaksa untuk meyakinkan bahwa apa yang ada pada orang lain itu kurang benar.

Mereka menutup mata atas kebaikan-kebaikan yang dimiliki orang lain, ini dia yang saya rasa rasis. Mereka bilang orang ijo itu terwakili oleh Gus Dur yang tepo seliro memiliki empati yang tinggi, namun apa yang sekarang terjadi? Ahok digadang-gadang menjadi gubernur DKI untuk menggantikan Jokowi yang berpotensi menjadi orang nomor satu saja dicurigai sebagai agenda kristenisasi negara salib. Kapan majumu Joooo..? Kalau memang mau melihat sosok Gus Dur dengan benar, renungkanlah, Ahok bisa punya plat nomor B 2 itu juga karena jasa Gus Dur yang tidak mengesampingkan orang-orang beretnis tiongkok. Ayoo talaah…. 

Sudah terlalu banyak Jo… sedulur ijo yang tidak mencerminkan ke-ijo-annya, Jangan fanatic ya J
Yang ijo sering bilang yang biru (Muhammadiyah) itu Islam pembaharuan, memang benar Islam pembaharuan, yang buat mengernyitkan dahi ini statement, “Orang biru itu didanai barat….. dst.” Iniloh dasar darimana? Lhah wong lahirnya juga di Yogjakarta, yang mendirikan juga dulur seperguruane sing mbaurekso komunitas ijo. Allahu a’lam.

Kalau memang mereka yang biru disokong barat, kenapa mereka yang seperti barat banyak yang mengaku orang ijo? Coba kita lihat, mereka yang mengaku ijo berkelakuan layaknya orang berkulit putih, berambut merah, dan tidak makan nasi. Musyawarah jam’iyah atau sekedar berkumpul ditempatkan di KFC, Pizza Hut, McDonald dengan bangga memakai peci dan sarung khas orang NU. Kalau dulu, pas Ahmad Dhani pulang dari Amerika dicurigai sebagai antek barat untuk menghancurkan Islam dengan membawa paham liberal dan iluminati maka sepertinya tudingan itu sudah tidak berlaku, Ahmad Dhani baru saja dilantik menjadi pengurus jam’iyah di bidang seni, berarti Bu Nyainya adalah Mulan Jameela donk. Kalau di awal 2003 Indonesian Idol dicurigai sebagai agenda zionis untuk memperdaya dan melenakan pola pikir pemuda dengan kesenangan sepertinya sekarang tidak, lhah wong calon presiden dari partai Islam yang mengusungnya (termasuk partai yang banyak nahdliyinnya) hadir dalam penobatan juara ajang bergengsi itu. Allahu a’lam.

Orang NU punya strategi siasah yang cerdas, tiap langkah berpolitik punya dalil. Bagus sih. Contoh orang NU yang ada di posisi strategis yang pernah ada di negeri ini adalah Wachid Hasyim, Gus Dur, Jusuf Kalla, Muhaimin Iskandar, dan Surya Dharma Ali. Mereka yang ijo sering mengkritik partai sebelah yang terlalu nasionalis, saya sih maklum saja sejak pemilu hanya diikuti Golkar, PDI, dan PPP simpatisan ketiganya tidak pernah akur kok. Kata Mbah saya banyak kok suami istri yang cerai karena Antara menantu dan mertua tidak separtai. Saya tidak tahu apakah di NU diajarkan demikian pada tahun itu? Kembali pada langkah strategis orang NU yang dalihnya untuk mengamankan negeri ini agar tidak terjadi atau minimal korupsi berkurang, nyatanya di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini salah kementerian yang banyak korupnya adalah kementerian agama, coba deh dilihat lagi berapa porsi orang NU yang ada di tingkat dirjen, ditjen, kantor wilayah provinsi, kabupaten/kotanya?

Entah juga saya sedikit geli mendengar beberapa kalimat orang-orang ‘disana’ yang mendapatkan fasilitas haji gratis dengan respon, “Alhamdulillah ini rezeki dari jalan yang tak terduga-duga, min haisula yah tasib.” Eh…. Setelah sang menteri yang notabene katanya orang NU resmi sebagai tersangka atas tindak korupsi haji, para simpatisan dan orang-orang terdekatnya mengucapkan, “Ini ujian dari Allah Swt.” Yooo ngerti seh, iku ujian tapi semudah itukah kalian mendefinisikan ujian? Pak, tempatkan Allah ta’ala itu pada tempatnya, jangan dibawa ke WC. Asma suci-Nya jangan ditempatkan didekat anjing. Korupsi itu lebih kotor daripada WC, lebih mugholadhoh daripada anjing lho. Coba deh, sesekali baca puisinya KH. Mustofa Bisri tentang korupsi kalau ngaku orang NU.

Saudaraku… se iman, se-Islam, se-Indonesia menjelang pemilihan presiden ini .yang mungkin kita sesama nahdiyyin bingung karena kedua partai besar dimana nahdiyyin bertengger (PKB dan PPP) berada pada kebijakan dukungan yang berbeda, PKB untuk Jokowi dan PPP untuk Prabowo, maka saran saya bermusyawarah (dengan guru Anda) dan beristikhorohlah, apakah pilihan Anda Jokowi, Prabowo atau golput? Tak perlu memaksakan kehendak pada orang lain. Pilihan yang paling benar akan dibuka di hari kebangkitan, sekarang? Tak ada yang tahu.

Saudaraku... Kalau mau fanatik itu sama Islam, jangan sama NU atau Muhammadiyah atau golongan lainnya. Hidup beragam itu indah. Jangan rasis. Jangan suka mengkritik tapi perbanyaklah memperbaiki diri sendiri. Jangan jadi nahdiyyin (yang fanatik) Allahu a’lam.